Minggu, 08 November 2015

NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 02 BAGIAN 2



NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 02 BAGIAN 2
--- Penulis: Tomohito Ōsaki ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---
--- English Translation: OrganicDinosaur ---
--- Indonesian Translation: Widia Fitriyani ‪#‎NFCI
Translator Note: Unlike Kakashi Hiden, there are no descriptive titles for each chapter. In addition, each chapter is divided into 2-5 subsections ___ [Tidak seperti Kakashi Hiden. Tidak ada judul deskriptif pada setiap chapter. Sebagai tambahan, masing-masing chapter dibagi kedalam beberapa bagian].
--- Sakura Hiden - Chapter 02 Bagian 2 by Naruto Fans Club Indonesia ---
Sudah kuduga, aku akan mendapatkan kesempatan seperti ini.
Tidak, ini bukan kesempatan yang akan terjadi, Sakura menarik kembali pikirannya, mungkin ini adalah reuni mereka yang pasti terjadi.
Sasuke sudah berada di sana ketika dia tiba di Sunagakure.
Sasuke menunggu Sakura di pintu masuk desa, dia memakai sorban dan mantel.
"Sasuke-kun!"
Sakura menghampirinya, saat ini Ino tidak ada. Untuk sesaat Sakura merasa khawatir, tapi sejak dia bertemu dengan Sasuke, dia merasa senang dan dia langsung melupakan kekhawatirannya.
"Apa kau baik-baik saja?"
"Yup! Dan bagaimana denganmu, Sasuke-kun? Bagaimana kondisi tanganmu?"
"Jangan khawatir, aku sudah terbiasa berkat kau, ini tumbuh dan bergerak dengan baik."
Sasuke berbicara sambil menggerakan lengan buatannya yang terbuat dari sel Hashirama.
"Jika ada yang aneh ditanganmu segera katakan saja padaku, aku akan langsung memeriksanya."
"Aah.. terimakasih."
Setelah Sasuke menjawab itu, "Pon" Sasuke menepuk dengan lembut dahi Sakura. Dengan sendirinya, Sakura sudah sangat senang dia hampir saja berhenti bernafas. Lalu dia berfikir lagi: 'aku penasaran dimana Ino sekarang. Padahal aku sudah menunggunya bersama Sasuke."
"Sakura, kau terlihat bekerja keras ya? kenapa kau tidak melakukan sesuatu yang berbeda untuk perawatan mental anak-anak?"
"Sasuke-kun, kau tau banyak tentang itu ya?"
"Aah itu karena aku setim denganmu. Ketika aku tidak berada di desa, aku khawatir tentangmu, apa yang kau lakukan. Tidak juga...
Lalu sasuke melanjutkan setelah berhenti sebentar
...Aku mengkhawatirkanmu, itu bukan hanya kita setim, tapi karena ada hal lain, ada sebuah alasan pada kerisauanku."
"Eh....?"
Sakura memandang wajah sasuke, mereka saling bertatapan, lalu mereka terlihat mengunci matanya satu sama lain.
"Sakura."
Sasuke berbicara lagi..
Tiba-tiba, perasaan sakura menjadi tenang.
___ Aku bukan seorang anak kecil lagi, aku tidak akan terbawa suasana lagi, aku sudah menunggu untuk momen seperti ini.
"Sakura."
"Sasuke-kun."
Pada saat itu, Sakura merasakan angin yang sepai-sepoi menerpa pipinya.
Ini aneh, tiba-tiba angin berhembus sekarang, jika angin berhembus maka seharusnya semua pasir yang berada didekatnya akan bergerumuh. Tetapi semua pasir itu tidak bergerumuh, dengan begitu Sakura bisa merasakan anginnya.
Dia langsung mengerti penyebab dari perasaan anehnya. Sakura mencoba mengembalikan kesadarannya dari mimpi dan kembali ke kenyataan.
Sasuke dan Sakura saling berhadapan di pintu masuk desa Sunagakure, tapi itu hanyalah sebuah mimpi. Kenyataannya, Sakura sedang tidur di dalam hutan (lokasi sebenarnya) sebelum desa Sunagakure, pada saat Sakura tertidur hembusan angin itu menerpa pipinya lagi.
Sakura sudah sabar menunggu kepastian diantara mimpi dan kenyataan.
Aku tidak ingin bangun, aku masih ingin tetap bersama Sasuke-kun, aku ingin mendengar apa yang Sasuke-kun katakan. Sasuke-kun..
--- Sakura Hiden - Chapter 02 Bagian 2 by Naruto Fans Club Indonesia ---
Sakura membuka matanya, ini sudah malam dan Sakura masih berada di dalam hutan. Terimakasih bulan atas atas sinar yang kau pancarkan, tempat disekelilingnya, menjadi tidak gelap. Didekatnya, ada Ino sedang tidur, hari ini adalah hari ketiga sejak mereka meninggalkan Konohagakure. Namun, ketika sudah malam mereka berhenti karena mereka tidak ingin memaksakan diri.
Pada malam itu, mereka sudah masuk kedalam hutan, mereka bersantai dan menghabiskan bekalnya lalu memutuskan untuk beristirahat, jika mereka berada di medan perang, mereka akan tidur bergantian untuk berjaga-jaga. Tapi sekarang mereka hanya membuat tanda penghalang disekitar mereka untuk berjaga-jaga jika ada musuh. Selama perjalanan, untung saja tanda itu tidak bereaksi terhadap siapapun.
Pada intinya dia mengingatnyan, kenangan yang masih tersimpan dari mimpinya, dalam pikirannya dia masih memikirkan tentang mimpi itu.
Dia senang karena Sasuke sudah datang kedalam mimpinya. Namun, itu juga menyayat hatinya, ketika dia bangun. Dia sadar Sasuke itu tidak ada, itu yang paling menyayat hatinya.
Sakura menghela nafas.
--Kenapa aku bermimpi sesuatu seperi itu....
Pikir Sakura. 'Kupikir, sepertinya aku menjadi sedikit tidak sabar. Aku...
Dalam rute selama perjalanan, aku mendengar cerita dari Ino tentang Shikamaru dan Temari. Selain itu, aku juga mendengar cerita tentang Chouji dan Karui, lalu. Aku mendengar dari Ino sendiri: Ino berkata bahwa dia menyukai Sai. Berbagai macam benih cinta yang sedang tumbuh di sekitar Sakura.
Dia tau berpikir menambah seorang yang penuh dengan cinta lagi untuk berkompetisi tentang siapa yang hubungannya maju duluan itu akan sia-sia dan itu bukanlah sesuatu yang harus diperhatikan.
Namun demikian, disana menyerupai pemicu ketidaksabaran di dalam hati Sakura.
Walaupun begitu, aku berharap mimpi ini akan menjadi kenyataan.
Tiba-tiba Sakura memikirkan tentang kemungkinan itu.
Walaupun aku hanya bermimpi seperti itu mungkin akan menjadi kenyataan. Jika Sasuke menghampiri kita, ketika kita sudah sampai di desa Sunagakure besok, maka...
"Itu mungkin tidak akan terjadi, ya kan?..".
Gumam Sakura dan tersenyum kecil.
--- Sakura Hiden - Chapter 02 Bagian 2 by Naruto Fans Club Indonesia ---
Keesokan harinya, sesuai rencana Sakura dan Ino telah tiba di Sunagakure.
Beberapa orang yang menyambutnya adalah manajemen eksekutif dari bagian medis desa Suna, seorang laki-laki tua yang tampan dan berkumis mulai bicara dengan mereka berdua.
"Terima kasih atas kerjasama kalian. Tapi, setelah kalian beristirahat sebentar, saya ingin segera mendiskusikan sesuatu dengan kalian, tidak apa-apa kan?"
"Lebih baik begitu, kami telah menantikan untuk bekerja sama dengan anda".
Jawab Sakura kepada laki-laki tersebut, lalu laki-laki yang berkumis itu mengantarkan mereka berdua menuju rumah sakit desa.
Mereka berdua melewati beberapa ruangan di dalam rumah sakit, mereka melihat salah satu ruangan yang sangat luas, itu adalah ruangan serbaguna. Setelah beristirahat, orang-orang mulai berkumpul kedalam ruangan itu. Mereka yang menghadiri pertemuan adalah orang-orang yang berkaitan dengan perawatan medis (fasilitas).
Sakura berada dekat didepan orang-orang yang hadir, kemudian Sakura mulai berbicara.
Dia sedang berbicara tentang "Klinik kesehatan mental anak-anak dari desa Konohagakure, isu-isu permasalahan pada saat pertama memperkenalannya, itu adalah efektifitas saat ini, dan juga seterusnya.
Walaupun dia sudah berpengalaman berbicara di depan banyak orang yang sangat ramai, Sakura masih belum bisa melakukannya, tetapi karena ada Ino, yang sesekali menambahkan diskusinya, itu menjadi berjalan dengan mulus.
Setelah penjelasan dari Sakura, waktunya untuk bertukar ide dan pendapat masing-masing.
Dikarenakan disana ada perbedaan antara budaya dan sistem administrasi desa, mereka tidak bisa mengikuti penerapan yang sama dengan metode di konoha. Tapi jika mereka bisa menyesuaikannya, maka tingkat keberhasilan untuk Suna akan bertambah tinggi, manajemen eksekutif dan bagian medis berdiskusi untuk potensi perubahannya.
Semuanya telah selesai hampir 2 jam, termasuk ketika mereka rapat dan presentasi bertukar ide dan pendapat. Ketika para peserta yang hadir meninggalkan ruangan, kemudian laki-laki yang berkumis itu menghampiri Sakura dan ino. Dia adalah laki -laki yang sama yang telah mengantarkan mereka sebelumnya ke rumah sakit.
"Saya tau kalian masih lelah setelah presentasi, tapi kumohon bisakah kalian berkenan melakukan sesuatu untuk kami? maukah anda mengunjungi Tuan Kazekage? Tuan Kazekage dan Nona Temari sepertinya ingin berbicara dengan kalian."
"Baik, tentu saja kami mau."
"Kami sudah datang jauh ke Suna, kami tidak ingin kembali kerumah tanpa bertemu dengan mereka berdua."
Respon Ino, lalu tersenyum.
Laki-laki berkumis itu berdir lalu menjawab; "Kalau begitu, ayo kita kesana."
Kemudian mereka mulai berjalan, beberapa alasan, ekspresi wajah laki-laki itu menjadi kaku, mereka mengkhawatirkan itu.
Setelah meninggalkan rumah sakit, mereka berjalan ke arah bagian pusat desa. Yang dimana ada sebuah bangunan bulat disana, dipermukaan dinding bangunan tersebut, ada tulisan [Angin] yang menggunakan huruf kanji. Dia mengantar Sakura dan Ino menuju bangunan tersebut.
Ruangan yang sangat besar itu adalah pusatnya. Disana ada sebuah meja yang melingkar. Gaara sudah duduk disana dan juga Temari berdiri disampingnya.
"Izinkan saya membawa mereka masuk keruangan pertemuan.”
Gaara mengangguk ketika laki-laki itu bicara, lalu laki-laki itu membungkuk dan meninggalkan ruangan.
"Sakura, Ino... terima kasih untuk waktu kalian hari ini.”
Gaara berbicara dengan frase tunggal.
"Gaara-kun, Temari-san... apa kabar kalian baik-baik saja?"
Ketika Sakura bertanya kepada mereka, Gaara mengangguk dan menjawan "Ahhh". Temari juga hanya menjawab dengan "Hmmm".
Tak tau kenapa, mereka terlihat muram. Pada dasarnya Gaara memang bermuka datar. Tapi untuk hari ini ekspresi mereka benar-benar muram.
"Anoo... Apa yang sedang terjadi?”
Gaara dan temari langsung bertukar pandang, lalu mereka memandang Sakura dan Ino.
"Sasuke datang ke desa ini.”
--- Bersambung ke Novel Sakura Hiden Chapter 02 Bagian 3 --- ‪#‎SakuraHiden‬
Read More ->>

NOVEL KONOHA HIDEN BAHASA INDONESIA - PROLOG "SESUATU DIBALIK UNDANGAN PERNIKAHAN"




NOVEL KONOHA HIDEN BAHASA INDONESIA - PROLOG "SESUATU DIBALIK UNDANGAN PERNIKAHAN"
--- Penulis: Shō Hinata ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---
--- English Translation: Cacatua Tumblr ---
--- Indonesian Translation: Widia Fitriani ‪#‎NFCI‬ ---
Note ―If you love the story so far, PLEASE BUY THE ORIGINAL NOVEL to support the author. Terima kasih, selamat membaca smile emotikon
--- Konoha Hiden - Prolog by Naruto Fans Club Indonesia ---
Hokage Keenam, Hatake kakashi dia menemukan sebuah permasalahan.
"Baiklah, apa yang akan aku lakukan..”
Dia mulai berbicara sendiri di dalam ruangan yang kosong dan akhirnya ditelan oleh kesunyian.
Sepertu biasa, Kakashi sendirian di dalam kantor Hokage, berhadapan dengan segunung kertas pekerjaannya.
Timbunan dokumen yang berada didepan tempat duduk Kakashi benar-benar telah sampai begitu tinggi dan mereka juga sudah memblok batas penglihatan dari tempat duduknya, itu bukan hanya satu tumpukan, ada beberapa tumpukan yang sama tingginya dan sudah menumpuk mengelilingi kiri dan kanannya, sebagai Hokage atau pemimpin desa, dia harus siap untuk membaca satu persatu dokumen tersebut karena itulah kewajibannya.
Namun bagi Kakashi itu bukan masalah atau sebaliknya itu bukanlah suatu permasalahan yang sangat penting.
Dari semua dokumen pekerjaannya yang berada di mejanya, menjadi mudah untuk dibereskan dengan membacanya satu persatu, dan selanjutnya dokumen-dokumen tersebut perlu diberikan stempel. Untuk pekerjaan seperti ini, kau harus memulainya dengan berkonsentrasi terlebih dahulu, kau akan terkejut seberapa cepat untuk mengerjakannya.
Jika kau bertanya-tanya bisa menyelesaikan lembar pekerjaan itu dengan cepat, maka kau akan mendapatkan pekerjaan baru yang menumpuk di depanmu, jika bertanya-tanya bisa kau bisa cepat, berpikir kau bisa mengubahnya kedalam sebuah kompetisi dan lihatlah jika kau berkonsentrasi dengan baik pada pekerjaanmu. Pekerjaan yang natural akan menjadi sesuatu yang menyenangkan.
Dia sebagai penyetempel tiap-tiap dokumen, kakashi berpikir dalam dirinya: "Jika aku tidak cepat mengambil langkah, orang-orang tidak akan bisa melihat wajahku karena tertutup tumpukan-tumpukan kertas ini." dan sebagai pekerjaannya, dia tetap melayani dirinya sendiri dengan pemikiran-pemikiran konyol seperti itu.
Namun, permasalahan umumnya bukan sesuatu yang begitu ringan untuk ditangani.
Kakashi membiarkan matanya jatuh pada dokumen daftar nama misi yang berserakan di mejanya, kemudian tangannya mulai bergerak.
Atau sebaliknya, lebih tepatnya hanya jari-jari tangannya saja yang bergerak.
Didalam suasana keheningan kantornya yang kosong, Kakashi mulai mengetuk jari-jarinya lagi pada permukaan mejanya, pukulan jari-jarinya sangat kecil sehingga sedikit mengeluarkan suara 'Ton, Ton'. Bagaimanapun juga, iramanya membantu membuatnya gelisah untuk mengumpulkan ide-idenya yang tersebar.
Seperti sisipan nama, daftar nama misi yang telah ada disebuah dokumen tersebut adalah semua rincian misi yang akan datang dari setiap salah satu shinobi yang ada didesa, misi seperti apa berapa lama yang akan mereka lakukan, jadwal mereka telah ditulis mulai dari setiap kemungkinannya secara detail.
Matanya memandang perlahan kearah pinggiran mejanya, sebuah amplop telah berada ditempat yang aman untuk memastikan agar tidak tertimbun tumpukan-tumpukan kertas-kertas pekerjaannya.
Didalam amplop itu telah tertulis undangan ke upacara pernikahan Naruto dan Hinata.
--- Konoha Hiden - Prolog by Naruto Fans Club Indonesia ---
Kakashi sudah mengisi RSVP-nya dalam bentuk perkataan bahwa dia akan pergi kesana, dan memasukkan sebuah pesan ucapan selamat, biasanya semua itu adalah salah satu yang dibutuhkan untuk pernikahan, tetapi Kakashi memiliki satu tugas lagi ditangannya.
Tugas itu adalah menyusun kembali daftar nama misi untuk memastikan semua tamu undangan Naruto dan Hinata -terutama teman-teman terdekat mereka- agar mereka bisa menghadiri pernikahan tanpa mendapatkan jadwal perjalanan misi.
Itu sudah membuatnya pusing karena semua teman-teman Naruto dan Hinata adalah shinobi yang sangat aktif di garis depan di dalam dunia shinobi. Mereka semua adalah ninja tingkat pertama dan selalu menangani misi baru apakah itu siang atau malam.
Dan, misi seperti itu selalu mengandung kemalangan.
Kondisi cuaca yang tidak teratur, jalan yang buruk, luka-luka... Berbagai alasan dan keadaan, tetapi itulah yang sering dialami oleh seorang shinobi, pengecualian untuk kembali ke desa dalam tiga hari dan setelah itu beristirahat satu minggu sebagai gantinya.
Kakashi memiliki pekerjaan untuk mengatur ulang jadwal shinobi elit dan sibuk. faktanya misi mereka bisa selesai dengan baik. Ini adalah tugas yang tidak mudah untuk diberikan kepada misi kunoichi dan misi shinobi.
Tidak ada sebutannya dia telah memastikan bahwa dia tidak merencanakan orang yang sempoyongan setelah pulang dari misi memasuki upacara pernikahan Naruto dan Hinata, Kakashi sudah merasa sebagai seseorang orang tua, ia ingin mengatur itu, paling tidak semua orang memiliki hari bebas setidaknya dalam sehari sebelumnya untuk datang kepernikahan Naruto dan Hinata. Namun, pada kenyataannya tidak mudah untuk memikirkan ide praktis seperti itu.
Kakashi mengedipkan kembali matanya dan melihat sepanjang daftar nama-nama misi, jika dia memberikan misi itu ke seseorang bisakah ia pergi, tetapi kemudian orang itu tidak bisa. Jika dia memberikan misi itu ke seseorang lainnya yang tidak bekerja, dia telah memiliki pemikiran yang luar biasa.
Dan kemudian diatas semua itu, faktanya bahwa didunia orang dewasa dan lembar-lembar pekerjaan, sepertinya ada sesuatu hal yang mengganggu seperti 'penampilan' yang harus dipertimbangkan.
Jika pemimpin dari sebuah kelompok shinobi elit, begitu juga shinobi itu didedikasikan agar mereka tidak mengambil lebih banyak waktu untuk beristirahat bahkan ketika terluka atau sedang demam, maka memberikan libur beberapa hari berturut-turut dengan begitu itu sangat cocok sebagai gantinya.
Dia telah berpikir, membayangkan bagaimana seharusnya ia bersikap resmi sebagai Hokage.
Kakashi tertawa dengan keras dan lanjut berpikir.
Dia telah menangani segalanya dengan lancar, mengelola urusan desa tanpa sebuah hambatan dan memastikan bahwa segala sesuatunya berjalan dengan baik.
Dan, dia telah mengatur keduanya bagaimanapun juga membuat semua orang yang menghadiri pernikahan dengan senyuman diwajahnya.
Kakashi menutup matanya dan kembali bersandar di kursinya, dia telah berpikir sejauh ini.
Dia benar-benar tidak memiliki ide yang brilliant.
Mengatur kembali jadwal semua orang pastinya itu akan menjadi sebuah permasalahan.
Itu akan bagus, jika ia memanggil dalam sebuah misi Hari Pernikahan Naruto dan Hinata dan fix seperti itu...
Tiba-tiba Kakashi sadar dia telah memperhatikannya dengan semangat.
Kalau ia melakukan itu, maka semua orang yang lain akan bisa dengan mudah menyesuaikannya....
Tapi tidak, itu agak... itu akan menjadi penyalahgunaan kekuasaan. Benar.
Kakashi menyilangkan lengannya, pikirannya jadi kacau.
Pada kenyataannya, Kakashi berpikir arah tindakannya itu tidak menyalahgunakan kekuasaannya, setelah semuanya, ia hanya harus berjuang dengan kekuatannya untuk mengatur kembali jadwal semua orang dengan benar. Namun, Kakashi belum menghadapi persoalan yang seperti itu di lembar pekerjaannya, begitulah dia tidak sadar dengan fakta tersebut.
Sebelumnya, Kakashi adalah seorang shinobi yang menghabiskan sebagian besar hidupnya berkembang di garis depan pertempuran, bukan didalam politik.
"Baiklah, kupikir ini akan menjadi pilihan terakhirku.”
Kakashi tertawa dengan kerasnya dan mulai berpikir kembali.
--- Bersambung ke Novel Konoha Hiden Chapter 01 --- ‪#‎KonohaHiden‬
Read More ->>

NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 03 BAGIAN 1




NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 03 BAGIAN 1
--- Penulis: Tomohito Ōsaki ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---
--- English Translation: OrganicDinosaur ---
--- Indonesian Translation: Rifkage (Rifkage ‪#NFCI)
Translator Note: Unlike Kakashi Hiden, there are no descriptive titles for each chapter. In addition, each chapter is divided into 2-5 subsections ___ [Tidak seperti Kakashi Hiden. Tidak ada judul deskriptif pada setiap chapter. Sebagai tambahan, masing-masing chapter dibagi kedalam beberapa bagian].
--- Sakura Hiden - Chapter 03 Bagian 1 by Naruto Fans Club Indonesia ---
"Satu setengah tahun telah berlalu sejak perencanaan, perkenalan dan pembangunan 'klinik perawatan kesehatan mental anak-anak' yang dipelopori oleh Sakura Haruno telah mencapai keberhasilan yang konsisten. Untuk anggaran selanjutnya aku pikir sebaiknya kita menginvestasikan lebih banyak disini."
Daimyo yang sedang menempati kursi kehormatannya mengangguk-angguk mendengar pengajuan Kakashi. Untuk beberapa alasan, ekspresi wajahnya terlihat seolah-olah dia sedang mempertimbangkannya. Akan tetapi, pada kenyataannya dia tidak terlalu memikirkannya. Kakashi bahkan dapat membaca gayanya. Rapat yang membosankan itu seharusnya segera diakhiri. Barangkali itulah yang sedang dia pikirkan.
Rapat itu diadakan di kediaman Daimyo. Agenda pokok rapat ini adalah tentang pembagian anggaran. Orang-orang yang hadir pada rapat itu adalah orang-orang dengan peringkat dibawah Daimyo, petinggi-petinggi negara. Mereka terdiri dari: Hokage Kakashi, anggota dewan penasehat desa yang dihormati - Homura dan Koharu, dan eksekutif ANBU. Sebagai badan eksekutif perawatan medis, Shizune juga ikut hadir dalam rapat itu.
"Aku ingin mendengarkan laporan yang lebih terperinci dari Sakura Haruno. Tetapi saat ini gadis itu sedang tidak berada di desa."
Koharu angkat bicara.
Kakashi mengangguk, menegaskan pernyataan itu.
"Dia pergi bersama dengan Yamanaka Ino ke Sunagakure. Mereka memberitahukan arus perkembangan 'klinik kesehatan dan perawatan mental anak-anak' . Mereka ingin bertukar ide dan pendapat maupun berbicara secara personal."
"Jika kita memperkenalkan infrastruktur yang sama kepada Suna, atau bahkan mungkin ke desa yang lainnya, barangkali kita akan dapat melakukan suatu hal, penelitian gabungan misalnya. Jika itu terjadi dari sekarang dan untuk kedepannya, aku pikir jika klinik perawatan mental itu akan jauh lebih diperkaya."
Shizune kemudian menambahkan pernyataan sebagai pendukung. Dia duduk di sebelah Kakashi.
"Bagaimana dengan anggaran untuk ANBU?"
Seseorang menyela pembicaraan dan meningkatkan volume suaranya. Dia adalah laki-laki yang duduk berlawanan, berarah diagonal dari Kakashi.
--- Sakura Hiden - Chapter 03 Bagian 1 by Naruto Fans Club Indonesia ---
Namanya Tsumiki Kido. Dia adalah eksekutif dari ANBU yang mengatur beberapa grup ANBU. Usianya sebaya dengan Kakashi. Kido memiliki karakteristik wajah dengan hidung yang bengkok dan tatapan mata yang tajam. Disebelah Kido terdapat seseorang bernama Magire, ajudannya.
Kido kemudian melanjutkan....
"Anggaran yang diberikan untuk klinik sebelumnya sudah lebih dari cukup. Jika kita mengamati secara konsisten keefektifannya, aku berpikir kita tidak perlu menambah anggarannya lagi."
Perubahan suara yang dingin di akhir kalimat itu terdengar kasar di telinga peserta rapat.
"Anggaran itu perlu untuk kepentingan perawatan dan perkembangan pada sistemnya."
Shizune berbicara dengan suara yang tajam.
"Jika kau mengatakan itu, aku ingin kau mempertimbangkan pemeliharaan dan perkembangan ANBU juga."
Sambil berbicara, Kido melihat kearah Kakashi.
"Kakashi-san -- Permisi. Rokudaime dua tahun yang lalu anggaran yang diberikan kepada ANBU cenderung mengalami penurunan. Kemudian aku bertanya-tanya apakah ini memang pilihan yang tepat."
"Setidaknya aku berpikiran jika ini memang tepat."
Mendengar respon Kakashi, Kido meninggikan volume suaranya. Dengan sombong dia tertawa, 'Ahahahahah'
"Kata-kata tuan Hokage tidak terlihat benar bukan? ANBU adalah organisasi dibawah kontrol langsung dari Hokage. Hokage sendiri malah sedang mencoba menurunkan anggaran untuk ANBU. Dan sebelumnya bukankah dirimu juga seorang anggota ANBU?"
"Aku mengatakan jika ini adalah tentang prioritas."
"Tentang kepedulian terhadap anak-anak. Apakah kau mengatakan jika hal tersebut lebih penting daripada ANBU? Tidak bisa dimengerti."
Pertama-tama Kido menekankan nada suaranya.
"Mengenai rehabilitasi anak-anak yang mengalami trauma mental melalui konsultasi (melalui percakapan) dengan mereka, itu adalah metode yang lamban. Oleh karena itu orang-orang ahli dilatih secara khusus untuk memberikan perawatan. Sesungguhnya ini hanya akan berputar-putar pada hal-hal yang menyangkut perawatan. Tetapi jika kau merawat mereka, memaksa mereka minum obat, kegelisahan dan gejala mereka akan dapat disembuhkan dengan cepat."
"Aku kira obat adalah metode yang lain. Tetapi tanggung jawab itu akan lengkap jika melalui rehabilitasi. "
"Magire-san."
Shizune memanggil orang yang sedang duduk di samping Kido.
"Kau adalah ninja medis bukan? Apakah kau mempunyai jalan pikiran yang sama dengan Kido-san?"
Magire mendengarkannya, kemudian memalingkan mukanya kearah Shizune. Magire adalah pria berkulit cerah, dia memakai monokel (kacamata untuk satu mata). Memberikan kesan seperti seorang yang terpelajar.
"....... Percakapan akan melegakan anak-anak dari kekhawatiran mereka. Aku tidak bermaksud untuk menolak metode ini. Akan tetapi jika aku mempertimbangkannya dalam batas efisiensi dan kepastiannya. Jika aku simpulkan iya atau tidaknya, perawatan melalui resep obat akan lebih beralasan, itu akan lebih baik daripada rehabilitasi melalui percakapan dengan mereka. Aku rasa begitu."
Setelah Magire selesai dengan perkataannya, dia memalingkan mukanya kedepan lagi. Untuk beberapa alasan, dia terlihat seperti kugutsu. Dia bergerak tidak seperti manusia pada umumnya.
Setelahnya Kido melanjutkan lagi.
"Keefisienan dan beralasan. Itu adalah pernyataan yang luar biasa. Perawatan medis dan anggaran tampak menjadi ideal. Tentang anggaran, Ya! Itu memang terbatas. Sebenarnya aku berpikir jika seharusnya itu dibatasi demi kepentingan desa."
"Sekarang ini adalah saat-saat yang penuh kedamaian. Keadaan negara juga tidak sedang genting. Dengan keadaan yang seperti ini, aku merasa jika itu perlu, menurunkan anggaran untuk ANBU."
"Ada sebuah ungkapan: 'Disaat damai, bersiap-siap untuk perang.' ―― Memang sekarang ini keadaan sedang damai. Perlu mengantisipasi kekacauan yang akan terjadi di dunia ―― "
Kido tampaknya menemukan celah untuk memotong kalimatnya.
"Sesungguhnya sekarang ini tidak bisa dikatakan sebagai sebuah kondisi yang damai. "
Kido berbicara disertai tawa yang mengejek.
―― Baru-baru ini, tuan Daimyo dan tuan Homura telah diserang oleh seseorang. Semua orang tahu tentang insiden itu. Tentu ANBU tidak mampu memenuhi tanggung jawab untuk mengawal daimyo. Kita seharusnya bertanggung jawab terhadap diri kita sendiri. Karena itulah kita harus memperkuat ANBU. Aku rasa itu adalah masalah yang penting untuk dipertimbangkan sekarang. Bagaimana?"
'Presentasi yang pintar! Benarkah?'
Kakashi berpikir bahwa dia merasa gentar. Tetapi isi pembicaraannya adalah argumen-argumen yang beralasan. Kakashi tidak menemukan kesalahan didalamnya.
"Ya! Bagiku.. Aku baik-baik saja dengan apa yang Kido bicarakan."
Ketika Daimyo berbicara, dia melirik ke arah Homura. Tersirat sesuatu di wajahnya, seolah dia ingin berkata 'Tolong putuskan untuk kami.'
Homura melipat lengannya, wajahnya menunjukkan sebuah ekspresi yang suram. Dia mengambil nafas, kemudian mulai berbicara.
"Kita telah menunda penyelidikan soal penjahat dan sejenisnya. Aku bahkan menderita luka-luka. Jadi aku bertanggung jawab untuk itu. Akan tetapi ini tampak seperti sebuah alasan. Tentang seseorang yang menyerangku, mereka tentunya memiliki kemampuan yang patut dipertimbangkan. Kenyataan ini adalah sesuatu yang buruk yang sedang terjadi di desa."
Homura melirik kearah Kido dan Kakashi. Dia kemudian melanjutkan lagi.
"Untuk anggaran selanjutnya, perkuat sistem pada ANBU. Aku telah memutuskan jika masalah ini adalah prioritas yang maksimum. Tidak masalah kan?"
--- Bersambung ke Novel Sakura Hiden Chapter 03 Bagian 2 --- ‪#‎SakuraHiden‬
Read More ->>

NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 03 BAGIAN 2



NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 03 BAGIAN 2
--- Penulis: Tomohito Ōsaki ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---
--- English Translation: OrganicDinosaur ---
--- Indonesian Translation: Rifkage (Rifkage ‪#NFCI)
Translator Note: Unlike Kakashi Hiden, there are no descriptive titles for each chapter. In addition, each chapter is divided into 2-5 subsections ___ [Tidak seperti Kakashi Hiden. Tidak ada judul deskriptif pada setiap chapter. Sebagai tambahan, masing-masing chapter dibagi kedalam beberapa bagian].
--- Sakura Hiden - Chapter 03 Bagian 2 by Naruto Fans Club Indonesia ---
Rapat telah usai, ketika Kakashi kembali ke kantor Hokage, Sai datang.
Sekarang adalah sore hari, ruangan itu diwarnai dengan semburan cahaya jingga
"Beberapa waktu yang lalu saya telah diserang."
Kakashi duduk di kursi Hokage ketika Sai berbicara.
"Apa?"
Dia lelah secara mental setelah rapat tadi, tapi mendengar perkataan Sai, rasa lelah Kakashi seolah pergi.
Sai berbicara: Dia telah menemukan beberapa orang ninja peringkat tinggi dari bingo-book. Sai berhubungan dengan seorang informan untuk menyelidiki aktivitas mereka, ketika Sai kembali ke desa, dua orang bertopeng menyerangnya.
"Mereka kuat, saya ingin menangkap salah satu diantaranya. Tetapi ――
Sai berkata jika salah seorang diantara mereka kabur, sedangkan satu yang tersisa menghancurkan dirinya.
"Penghancuran diri?"
"Akan tetapi, dia tidak mempersiapkan untuk penghancuran diri itu."
Kakashi kembali menatap wajah Sai.
"Saya langsung mencoba menginterogasi orang yang saya tangkap dan saat saya berbicara kepadanya, memaksanya untuk memperhitungkan pengobatan di hari kedepannya saat berada di dalam tahanan. Ketika lelaki itu mulai berbicara sesuatu ――
Sebuah musibah terjadi pada tubuh lelaki itu, tubuh itu kemudian meledak.
"Dibelakang lehernya ada sesuatu yang mirip dengan segel kutukan. Saya pikir saat itu segel itu aktif."
Kakashi meletakkan tangannya di dagu.
Jika lelaki itu mencoba berbicara, segel kutukan itu akan aktif. Berbicara soal itu, Kakashi mengaitkannya dengan 'wajah' seorang pria tertentu.
"Ini mirip dengan segel kutukan milik Danzo kan?"
Seperti yang Kakashi bicarakan, Sai mengangguk.
"Metode ini menyerupai yang Danzo lakukan pada kami, untuk mengikat kami."
Shimura Danzo adalah pria yang mengontrol ANBU dibalik layar. Dia berkompetisi melawan Sarutobi Hiruzen dalam rangka memperebutkan posisi Hokage ke-3. Didalam kompetisi itu dia dikalahkan. Setelah itu, dia membentuk organisasi yang dikenal dengan "Root" di dalam ANBU. Dia adalah orang yang dengan licik mengontrol desa. Sai dulu juga seorang anggota "Root".
Danzo mengaplikasikan segel kutukan di lidah Sai dan semua anggota "Root" lainnya. Jika mereka mencoba berbicara tentang "Root" atau Danzo, sesegera mungkin tubuh mereka akan mati rasa dan suara mereka tidak akan keluar. Itu adalah efek segel kutukan Danzo.
"Itu berarti jika laki-laki yang menyerangmu juga terikat oleh kehendak tuannya. Eh? Ya! Apakah nantinya itu diledakkan atau menjadi mati rasa, efeknya cukup berbeda kan?"
"Kemudian ada hal yang lainnya."
Kata Sai.
--- Sakura Hiden - Chapter 03 Bagian 2 by Naruto Fans Club Indonesia ---
"Mengenai dua orang yang menyerang saya. Mereka berselimutkan chakra Bijuu ketika kami sedang berada ditengah pertarungan."
"Bijuu ――
Kakashi melebarkan matanya.
"Benarkah?"
"Ya! Bentuk diri mereka sendiri tidaklah bertransformasi ke dalam mode Bijuu, akan tetapi chakra mereka tumbuh dengan dahsyat dalam skala yang besar. Tubuh mereka terbungkus mantel chakra. mantel chakra itu pendek, tapi mempunyai sebuah ekor."
Kakashi meningkatkan suaranya, dengan nada yang dipenuhi keluh kesah.
"Mereka tidak terlihat seperti Jinchuriki. Jadi.. Bagaimana bisa mereka memiliki kekuatan Bijuu?"
"Dan lagi, dua orang itu mempunyai kemampuan tersebut."
"Jika mencoba untuk memeriksa mayat itu kemungkinan saya akan terluka karena segel kutukan yang menyebabkan kematiannya melalui sebuah ledakan pada tubuhnya."
Kakashi menutup matanya, kemudian memikirkan semua itu. Terngiang di dalam kepalanya.
'Jika metodenya sama dengan segel kutukan milik Danzo..... Dan Sai diserang pada waktu itu.'
Dan kemudian ada rapat beberapa waktu lalu ―― Kakashi berbicara dalam batin.
Kakashi bertanya pada Sai.
"Sai, apakah kau mengatakan pada seseorang tentang penyelidikan insiden penyerangan yang sedang kau lakukan akhir-akhir ini?"
"Tidak! Tak seorangpun. Kenapa?"
"Jika kau tak berkata pada seorangpun, aku jadi heran kenapa kau diserang."
"Eh?"
"Karena mereka tahu jika kau sedang menyelidiki kasus itu. Musuh menyerangmu agar dapat menghalangi kemajuanmu. Meskipun demikian, bagaimana musuh tahu dimana kau sedang berada untuk menyerangmu? Mereka sepertinya menguping percakapanmu dengan informanmu itu. Oleh karena itu, mereka dengan segera berfikiran untuk buru-buru menyerangmu. Atau barangkali tidak seperti itu, susah ya!"
"Itu tidak mungkin, ketika saya sedang berhubungan dengan informan, kami selalu berhati-hati dan waspada."
"Sehingga berarti, sebelum kau pergi ke lokasi dengan informanmu itu. Musuh tahu jika kau sedang menyelidiki insiden itu."
Sai terdiam mendengarkan ucapan Kakashi.
"Ah!" Hanya itu yang pada akhirnya diucapkannya.
"Guru! Setelah menerima perintah darimu disini, saya pergi untuk menyelidiki insiden itu di pusat sumber daya ANBU."
"ANBU.."
"Ya! Dipusat sumber daya ANBU, ada sebuah catatan yang menelusuri tentang peristiwa ini. Catatan itu ada disana. Mereka tahu dari catatan itu jika saya menaruh perhatian pada insiden itu."
"Aku menduga jika sepertinya kau akan menjadi target pertama mereka."
Kata Kakashi.
"Tetapi guru..."
Sai merendahkan suaranya.
"Jadi tentang yang kau katakan, kau berkata jika kriminal itu berasal dari dalam ANBU.."
Mereka saling bertatap mata.
Setelah beberapa saat, Kakashi berbicara.
"Sesungguhnya, petinggi-petinggi berkumpul, mengadakan rapat untuk mendiskusikan tentang pembagian anggaran. Akan tetapi, memprihatinkan sekali.. Anggaran selanjutnya diberikan untuk ANBU."
"Untuk ANBU?"
"Ahhh..!! Tsumiki Kido dari ANBU. Dia menyinggung tentang insiden yang terjadi baru-baru ini, tentang penyerangan Daimyo dan Homura. Saat ini, pasti akan menjadi saat-saat untuk memperkuat ANBU. Dia menekankan jika ini adalah hal yang mendesak. Karena tuan Daimyo dan tuan Homura sedang berada pada rapat itu.. ANBU sukses dalam perolehan anggarannya. Baiklah Sai.. Apa kau mengerti maksud dari apa yang ingin aku bicarakan?"
"Guru! Itu....."
--- Sakura Hiden - Chapter 03 Bagian 2 by Naruto Fans Club Indonesia ---
Sai mengambil nafas. Entah mengapa, Sai bahkan tampaknya memperoleh gambaran yang sama dengan Kakashi. Tentang makna yang dimaksudkan itu.
"ANBU adalah penyebab insiden ini, dengan ini semua ANBU mengambil keuntungan untuk meningkatkan anggaran mereka. Sebuah poin yang bisa ditemukan, jika orang itu sedang melakukan permainan."
"Aku juga berfikir begitu, dalam beberapa hal itu sesuai. Itu adalah alasan mengapa tuan Daimyo dan dewan yang terhormat juga diserang. Mereka ingin menggangu akal sehat dengan menakut-nakuti para petinggi soal bahaya yang akan mengancam mereka di masa mendatang."
"Dengan menyerang mereka, merupakan cara yang utama dan cepat untuk menghasut mereka.. Mengetahui reaksi mereka. Selain itu, rute pergerakan Daimyo dan rencana penjagaan pada hari itu secara mutlak dipercayakan kepada ANBU. Ini akan sulit bagi seseorang di luar ANBU untuk mengetahuinya. Akan tetapi, jika aku pertimbangkan bahwa kriminalnya berada di dalam ANBU, akan dengan mudah dapat diatur."
Kakashi melanjutkan.
"Mereka bahkan mempunyai pengetahuan yang luas tentang tingkat dan upaya serangan. Juga ada satu kunai yang terlempar, ketika Homura ditebas, dia tergores pedang dan terluka. Jika mereka melakukan sesuatu yang lebih jauh, lebih serius daripada penyerangan itu. Kita akan sepenuhnya menginvestasikan desa untuk mencari kriminal-kriminal itu. Akhirnya, ini akan menjadi insiden kecil, untuk menyelesaikan dampak keinginan mereka tanpa lebih banyak resiko."
"Dan juga.. Kido-san."
"Kita belum bisa menetapkannya sekarang, kesanku.. Dia adalah pria yang buruk."
"Kido-san adalah seseorang yang disebut-sebut sebagai bendaharanya tuan Danzo. Ketika rencana tuan Danzo mulai berlaku. Saya mendengar cerita jika dia menaikkan dana untuk mereka dibalik layar. Kido-san menyediakan hampir semua kebutuhan uang mereka."
"Aku juga mendengar rumor itu."
Untuk melawan klan Uchiha dan kemungkinan melawan Akatsuki. Danzo mengatur siasat licik dan mengembangkannya ke tempat yang lain. Tentu saja, untuk melawan mereka membutuhkan jumlah uang yang banyak.
Dalam proses pengintaian, dia rupanya membayar informan-informannya sebagai imbalan. Dana untuk membayar pergerakan misi dan penyusupan, ini akan dibutuhkan dalam periode jangka panjang. Aktivitas itu sendiri membutuhkan biaya yang mahal.
Di masa lalu, dia mengurangi anggaran resmi untuk ANBU. Selain itu, mereka tidak mengetahui seberapa banyak yang disalurkan kepada "Root". Tetapi "Root" mempunyai cara sendiri untuk membiayai aktivitas di dalam "Root". Akhirnya, Kido membebankan dirinya pada hal itu, atau bahkan semua alur pembiayaan itu juga dibebankan padanya. Karena dia salah satu lelaki yang dekat dengan Danzo. Tidak heran jika Kido memiliki pemahaman yang sama dengan Danzo. Kido juga terlihat memakai ide Danzo, menerapkan segel kutukan pada bawahan-bawahannya.
"Jadi lelaki itu adalah bendahara 'Root' ya? Karena "Root" dibubarkan.. Dia keluar dan maju dari posisi dibalik layarnya. Eh?"
Kakashi bergumam, kemudian dia kembali mengarahkan pandangannya pada Sai.
"Akankah kau menggaris bawahi Kido? Untuk saat ini dia paling mencolok sebagai tersangkanya."
"Dimengerti."
"Akan tetapi, segera batalkan ini jika kau merasa terlalu membahayakan. Musuh telah gagal menyerangmu sebelumnya. Pada kesempatan berikutnya mereka pasti akan lebih serius lagi."
Sai mengangguk. Dengan segera, dia pergi dari hadapan Hokage.
Ketika Sai meninggalkan kantor Hokage, Kakashi menyandarkan tubuhnya pada bagian punggung kursi. Melirik kearah langit-langit.
"Entah bagaimana berbagai hal itu dapat terjadi."
Ketika Kakashi bergumam pada dirinya, Shinobi dari bagian komunikasi dengan tergesa datang kehadapannya.
"Tuan Hokage!"
"Elang pembawa pesan darurat datang dari Suna."
Shinobi itu menyerahkan sebuah gulungan kecil, setelahnya dia keluar dari ruangan Hokage.
Kakashi memeriksa gulungan itu.
'Uchiha Sasuke muncul di Sunagakure. Dia berhubungan dengan teroris. Setelah bernegosiasi, dia membunuh teroris itu."
"Tidak mungkin!"
Kakashi menggelengkan kepalanya.
"Terlalu banyak masalah yang terjadi."
--- Bersambung ke Novel Sakura Hiden Chapter 03 Bagian 3 --- ‪#‎SakuraHiden‬
Read More ->>

NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 03 BAGIAN 3




NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 03 BAGIAN 3
--- Penulis: Tomohito Ōsaki ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---
--- English Translation: OrganicDinosaur ---
--- Indonesian Translation: Rifkage (Rifkage ‪#‎NFCI‬)
Translator Note: [Tidak seperti Kakashi Hiden. Tidak ada judul deskriptif pada setiap chapter. Sebagai tambahan, masing-masing chapter dibagi kedalam beberapa bagian].
--- Sakura Hiden - Chapter 03 Bagian 3 by Naruto Fans Club Indonesia ---
"Siap siaga?"
Ino bertanya lagi.
"Ya! Benar. Pada keadaan seperti ini tidak ada sesuatu yang bisa dilakukan."
Kakashi berbicara ketika dia berada di kursi Hokage.
"Tidak melakukan apapun? Apa jika peniru Sasuke-kun muncul kita akan meninggalkan dia sendirian?"
Ino menjadi marah.
"Baiklah. Menurutmu apakah hal terbaik yang bisa kita lakukan? Dimana peniru Uchiha Sasuke akan muncul? Akankah dia berada di desa ataukah berada diluar desa? Apakah kita tahu sesuatu tentang dia? Pernahkah kau bertanya tentang hal ini atau sejenisnya?"
"Mengenai itu..."
Ino menggumam.
Sakura dan Ino baru saja datang dari Sunagakure. Setelah melalui gerbang masuk, mereka langsung berjalan kaki menuju tempat Kakashi berada.
Sunagakure melepaskan elang pembawa pesan yang tiba di Konoha kemarin lusa.
Kakashi mengerti ringkasan pesannya. Sakura dan Ino mendengarnya langsung dari Gaara. Setelah menyampaikannya pada Kakashi, dia mengatakan pada mereka berdua jika mereka harus bersiap siaga.
"Untuk saat ini kita tak boleh bertindak ceroboh, ataukah aku harus mengatakannya? Petunjuk yang kita miliki masih kurang cukup untuk bertindak."
Kata Kakashi.
"Tetapi.."
"Kita..."
Ucapan Kakashi terpotong oleh suara Ino.
"Kita tahu dengan baik jika Sasuke bukanlah tipe orang yang akan melakukan hal seperti itu. Bagaimana dengan orang yang tidak tahu tentang dia, Sasuke telah menjadi orang yang seperti apa? Apa yang akan terjadi jika mereka tau tentang insiden ini? Mereka akan berpikir jika Sasuke telah berubah pikiran."
"Barangkali mereka akan menyebarkan rumor yang salah jika Sasuke telah menjadi seorang kriminal lagi. Kalau kita mempertimbangkan itu semua.. Gaara telah membuat sebuah keputusan yang baik. Gaara tetap menjaga informasi itu di dalam desa, dengan hanya menginfokannya padamu."
Dan juga, Konoha tidak harus bertindak sekarang. Kakashi mengulanginya lagi.
--- Sakura Hiden - Chapter 03 Bagian 3 by Naruto Fans Club Indonesia ---
"Sakura! Apa kau baik-baik saja dengan ini semua?"
"Baik." Sakura mulai berbicara.
"Jika aku tak salah, ada Shinobi di dalam ANBU yang dapat mengcopy chakra kan? Tentu saja, aku mempertimbangkan kemungkinan itu. Tapi ini tidak ada kaitannya dengan insiden itu bukan?"
Ketika mereka sedang rapat dengan Gaara dan rekan-rekannya di Sunagakure. Diri Sakura sendiri menolak kemungkinan jika seseorang yang seperti itu menjadi pelaku kejahatannya. Tetapi Sakura bertanya agar dia memperoleh konfirmasi langsung dari Kakashi.
"Tidak, bukan begitu. Memang ada seseorang yang memiliki jutsu untuk mengcopy chakra targetnya. Tapi, akhir-akhir ini dia menjalankan misi jangka panjang. Memang aneh ketika berbicara tentang dia. Tapi mereka mempunyai alibi. Itulah kenapa orang tersebut benar-benar dicurigai."
Kakashi dengan polosnya berbicara tentang dia.
"Apakah kita bisa menghubungi Sasuke-kun dari sini?"
Pinta Ino.
"Baik... Uh! Kita bisa melakukannya, dan pertama-tama kita harus melakukan itu. Tapi tampaknya akan sulit untuk menghubungi dia. Karena dia adalah orang yang aneh, kita memiliki titik pertemuan dengan dia di berbagai tempat. Kita tidak tahu kapan dia akan berada di tempat-tempat itu. Itu karena kita tidak mewajibkan dia untuk menentukan tempat pertemuan dengan Konoha."
"Ini seperti yang diharapkan kan?"
Suara Ino tenggelam.
Sakura juga menurunkan wajahnya kebawah.
Mereka tidak bisa berhubungan dengan Sasuke dari sini. Jika mereka melakukan penyelidikan, kabar tentang insiden ini pasti akan menyebar.
Jika Sakura dan rekan-rekannya mencoba melakukan sesuatu, ini akan berakhir sama seperti yang Kakashi katakan. Dan juga, mereka tidak bisa jika harus terus menunggu.
"Ya baiklah! Situasinya berubah. Aku akan menyuruh kalian yang mengerjakannya. Kakashi melanjutkan, menambahkan pernyataannya.
"―― Dan juga.. Satu lagi.."
"Aku punya kabar yang mengecewakan untukmu. Ini sebagian besar terjadi karena kekuranganku selama negosiasi itu. Kemarin adalah rapat dengan para eksekutif dan petinggi-petinggi negara. Anggaran untuk klinik perawatan mental anak-anak diturunkan. Anggaran selanjutnya secara besar-besaran akan dialokasikan kepada ANBU."
"Kepada ANBU. Untuk apa?"
Ino bertanya.
"Ini tentang insiden ketika tuan Daimyo dan tuan Homura diserang. Dan setelah itu.. Selain itu terjadi hal yang sedikit mencurigakan di desa. Karena itulah para eksekutif atas berpikir untuk lebih memperkuat ANBU."
"Mencurigakan bagaimana?"
Ino bertanya lagi.
"Maaf, untuk saat ini kau harus menunggu. Kita tentunya akan membicarakan ini jika sudah tiba waktunya."
Kakashi memberikan isyarat pada mereka menggunakan satu tangannya.
" Sensei! Kau dari tadi terlihat seolah hanya mengelak. Dengan mengatakan hal seperti 'jangan mengerjakannya.' Dan 'ketika tiba waktunya.' "
Karena Ino merasa tidak dianggap, Kakashi tersenyum kecut seolah-olah dia juga sedang muram.
"Kita tidak seharusnya menyalahkannya. Sebagai Hokage dia memiliki berbagai kepercayaan."
--- Sakura Hiden - Chapter 03 Bagian 3 by Naruto Fans Club Indonesia ---
Kakashi mengatakan jika dia akan kembali ke rumahnya untuk beristirahat hari ini. Sakura dan Ino kemudian meninggalkan kediaman Hokage.
"Walaupun raut mukamu terlihat tidak sangat baik.. Tapi apakah kau baik-baik saja?"
Ino berkata ketika dia akan berpisah jalan dengan Sakura.
Akan tetapi, Sakura hanya menjawab "Aku baik-baik saja kok."
Ketika Sakura tiba di rumah dan melihat cermin, dia dengan jelas melihat jika raut wajahnya tampak lusuh.
Dia juga letih, baru tiba dari perjalanan pulang-pergi, tanpa henti dari Sunagakure. Yang paling utama, di dalam pikirannya masih terngiang tentang saksi mata yang melaporkan Sasuke yang dia dengar dari Gaara.
―― Sasuke-kun apa yang telah kau lakukan?
Meskipun demikian, dia ingin menolaknya. Sasuke sedang dalam jarak dimana suara Sakura tidak akan bisa untuk menjangkaunya. Dia tidak bisa mengatakan kata-kata yang bahkan ingin disampaikan pada Sasuke. Dia tak bisa melakukan apapun yang bahkan ingin dia lakukan untuk Sasuke. Perasaan ini secara terus, terus dan terus tertumpuk pada diri Sakura.
Dia melempar tubuhnya ke tempat tidur.
Setelah dia merasakan sensasi dingin menyenangkan dari sepreinya yang dia rasakan melalui wajah dan pipinya. Dia memalingkan wajahnya keatas.
Dengan jari telunjuk dan jari tengahnya, dia mencoba untuk menyentuh dahinya.
―― Sampai jumpa di lain waktu.
―― terimakasih
Kata-kata pada hari itu kembali menyegarkan pikiran Sakura.
―― Kapankah 'lain waktu' itu Sasuke-kun?
Dia bergumam di dalam hatinya.
--- Bersambung ke Novel Sakura Hiden Chapter 03 Bagian 4 --- ‪#‎SakuraHiden‬
[T/N] :
- Peniru Sasuke = Orang yang menyamar menjadi Sasuke
Read More ->>

NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 03 BAGIAN 4



NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 03 BAGIAN 4
--- Penulis: Tomohito Ōsaki ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---
--- English Translation: OrganicDinosaur ---
--- Indonesian Translation: Rifkage (Rifkage ‪#‎NFCI‬)
Translator Note: [Tidak seperti Kakashi Hiden. Tidak ada judul deskriptif pada setiap chapter. Sebagai tambahan, masing-masing chapter dibagi kedalam beberapa bagian].
--- Sakura Hiden - Chapter 03 Bagian 4 by Naruto Fans Club Indonesia ---
Di sisi yang berlawanan dengan sebuah kaca tebal, team ninja medisnya Kido sedang bekerja.
Disana terdapat banyak orang. Seseorang sedang menggoyang-goyang tabung reaksi, yang lainnya sedang menggunakan alat pengukur dan seseorang yang lain lagi sedang mengepak kapsul ungu ke dalam kotak.
"Apakah semuanya berjalan lancar?"
Kido bertanya pada Magire, dia melihat bawahannya yang sedang mengepak kapsul ke dalam kotak. Dia berdiri di samping Magire.
"Semua berjalan lancar, tampaknya kita akan dapat menyelesaikan yang kita jadwalkan dalam satu bulan ini tanpa adanya masalah. Begitulah."
Magire menjawabnya dengan suara yang monoton.
Kido membangun fasilitas penelitian di pinggiran desa. Dibawah pengarahan Magire, mereka meneliti dan memproduksi berbagai jenis obat disana setiap harinya. Fasilitas ini dibangun di bawah tanah, agar dapat menyamarkan fasilitas tersebut mereka menggunakan gudang yang terbuat dari batu bata sebagai pengecohnya, itulah yang terlihat dari atas. Sementara keberadaan fasilitas yang ada di bawah tanah, hanya Kido dan timnya saja yang mengetahuinya.
"Bagaimana kondisi 'media pembiakan' nya? Bukannya kau menangis saat mau pulang?"
"Saya tidak menangis, sebetulnya ini adalah karena obat itu membuat perasaan saya lemah. Jadi saya tidak ingin menunjukkan perasaan saya tentang 'media pembiakan' itu. Begitulah."
"Begitu ya?"
'Orang yang menyusahkan ini adalah seseorang yang aku butuhkan kan? ' Kido menyeringai dan tertawa, kemudian dia merubah topik pembicaraan.
"Rapat pembagian anggaran berjalan dengan mulus. Ini hampir mencapai anti klimaks."
"Namun Hatake Kakashi mungkin sudah menyadari jika insiden penyerangan Daimyo dan dewan terhormat itu dilakukan oleh kelompok kita. Begitulah."
"Aku tidak peduli jika dia melihatnya. Jika dia bukan tipe orang yang dapat melihat situasi, dia mungkin tidak akan bertahan lama sebagai Hokage, bahkan sampai hari ini."
Dua insiden yang terjadi akhir-akhir ini, ketika mereka menyerang Daimyo dan Homura, bagaimanapun juga hanyalah percobaan bagi Kido.
--- Sakura Hiden - Chapter 03 Bagian 4 by Naruto Fans Club Indonesia ---
―― Obat-obatan Bijuu
Hasil akhirnya begitu mengagumkan, dengan pembunuh-pembunuh yang kemampuannya ditambah dengan obat-obatan Bijuu. Sebagaimana yang kido perintahkan.. Mereka mengatur kejadian pada insiden itu. Mereka melempar kunai di dekat Daimyo dan mengakibatkan luka gores pada Homura, sang dewan terhormat. Mereka menghindari pengejaran Jounin yang sedang berjaga. Dan dengan lihainya lolos dari tindakan kriminalnya. Kido juga menggunakan dua insiden itu sebagai alasan untuk meningkatkan anggaran pada ANBU.
Berdasarkan umpan balik yang didapatkannya, Kido merasa apabila obat-obatan Bijuu itu sangat berguna. Ada dua kepentingan yang terselip dalam insiden itu. Pertama, dengan memiliki dua orang yang tertutup oleh efek obat-obatan, itu sangat berguna baginya. Kedua, mereka kemudian menggunakan insiden itu untuk mempengaruhi politik.
Tentang Hatake Kakashi, mereka memandangnya sebagai musuh yang cerdik. Dia memiliki mata yang sayu, tetapi dia berguna, dia punya perasaan batin yang tajam pada beberapa poin vital. Bahkan baru-baru ini dia menggerakkan anggota ANBU, Sai.
"Ini berarti bahwa Sai masih berputar-putar disekitar kita?"
Kido berkata.
Beberapa hari lalu, dia mengirim dua pembunuh untuk membunuh Sai. Namun, dia menerima laporan jika mereka gagal. Karena salah satu dari mereka mati disebabkan tubuhnya meledak. Dia mungkin saja mulai berbicara selama penyelidikan.
Pada waktu insiden penyerangan Daimyo dan dewan terhormat, semua anggota pembunuh itu mendapatkan segel kutukan dari Kido.
Hanya mereka yang kembali dari misi dengan sukses akan dihilangkan segel kutukannya.
Magire kemudian berbicara.
"Kegagalan di hari yang lalu adalah kesalahan perkiraan saya. Tentang dua orang yang pergi dengan hanya menggunakan satu ekor. Tampaknya tingkatan keterampilan dan chakra mereka tidak mencukupi. Begitulah."
"Baiklah, tak apa-apa walaupun misi kali ini gagal. Berarti kita harus lebih siaga. Ketika akhirnya semua itu harus terjadi dan akan ada banyak orang dengan jumlah ekor lebih yang banyak, kita harus mengirimnya untuk misi."
Kata Kido.
"Kita tidak harus membuang rencana itu."
"Sebenarnya tidak ada angka yang membandingkan uang mereka dengan skala anggaran desa."
"Bahkan untuk memperolehnya masih ada sedikit banyak hal yang bisa dilakukan."
"Kido! Ini luar biasa. Dengan ini kau juga akan bisa masuk ke akademi seperti semua orang."
"Ya ayah! Terima kasih."
Tiba-tiba ingatan itu datang ke pikirannya. Mimik muka Kido berubah menegang.
Kutukan itu datang kepikirannya. Dan keluar melalui suaranya.
--- Chapter 03 Completed! Bersambung ke Novel Sakura Hiden Chapter 04 --- ‪#‎SakuraHiden‬
Read More ->>

NOVEL SHIKAMARU HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 11


NOVEL SHIKAMARU HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 11
--- Penulis: Takashi Yano ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---
--- English Translation: Cacatua Tumblr ---
--- Indonesian Translation: Ayudhya Prameswari ‪#‎NFCI‬ ---
Note ―If you love the story so far, PLEASE BUY THE ORIGINAL NOVEL to support the author. Terima kasih, selamat membaca smile emotikon
Sinopsis ― Chapter Sebelas, Sai muncul di hadapan Shikamaru!
--- Shikamaru Hiden Chapter 11 by Naruto Fans Club Indonesia ---
Sai.
Pemuda itu mengeluarkan sebuah kuas lukis, dan seketika menggoresnya di gulungan yang dia genggam erat dengan tangan kirinya. Dan tepat setelah kuasnya terangkat, beberapa ekor harimau yang terbuat dari tinta keluar dari gulungan tersebut, menerjang cepat ke arah Shikamaru.
Shikamaru mencoba menghindari terkaman mereka. Dia berguling keluar panggung dan jatuh tepat di tengah kerumunan yang terlihat bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.
Shikamaru panik. Sai bukanlah satu-satunya yang dia khawatirkan saat ini, pikiran Shikamaru benar-benar sedang kacau.
Mengapa bayangannya tidak berfungsi?
Mengapa penyamaran sempurna mereka bisa sampai ketahuan?
Apa Soku baik-baik saja?
Pikiran-pikiran itulah yang saat ini berlarian di benak Shikamaru.
Shikamaru masih terus menghindari terjangan mahkluk-mahkluk buas itu. Dia sempat melirik ke arah Rou, terlihat ada lebih dari selusin Kakusha sedang mengepungnya. Rou mencoba berontak, namun mustahil dia mampu melepaskan diri dari belenggu orang sebanyak itu.
Pipi Shikamaru terasa perih akibat cakaran salah satu harimau tinta milik Sai. Namun bukan rasa sakit itu yang dia khawatirkan.
Topeng getah damar yang dibuat Rou untuk menyembunyikan wajah Shikamaru mulai mengelupas akibat cakaran tersebut. Sedikit demi sedikit memperlihatkan wajah asli yang berada dibaliknya.
“Topengmu itu akan lepas sebentar lagi, mungkin itu akan membuat wajahmu terasa sedikit lebih nyaman.” ucap Sai dengan sebuah senyum. Senyum yang entah tulus, ataukah sinis.
Tangannya masih belum berhenti melukis. Harimau demi harimau terus bermunculan, mengepung Shikamaru dari segala penjuru.
“Kenapa kau lakukan ini...” gumam Shikamaru.
“Aku heran... Kau ini bicara seolah-olah kau mengenalku, apa kau mengenalku?” ucap Sai, masih dengan senyumnya yang penuh misteri.
Shikamaru terdiam. Dia tidak ingin memberitahu Sai siapa dia yang sebenarnya. Lebih tepatnya, dia tidak bisa melakukan itu.
Seorang Shinobi tidak boleh mengungkap namanya ketika berada dalam situasi seperti ini. Itu adalah sesuatu yang sangat beresiko. Karena bila dirinya tertangkap, musuh dapat menggunakan informasi sekecil itu untuk melacak, bahkan menyusup balik ke desa asalnya. Itu adalah aturan pakem bagi semua Shinobi yang sedang bertugas di wilayah asing.
Diantara sebarisan Kakusha yang menerjang ke arahnya, Shikamaru dapat melihat Gengo yang masih berada di atas panggung. Dengan kedua tangannya yang terlipat di belakang punggung, Gengo berdiri tenang mengamati Shikamaru yang sedang berjuang mati-matian menghindari serangan Sai dan para Kakusha.
“Andai saja aku bisa mencapainya sekali lagi...” gumam Shikamaru.
Shikamaru melompat ke atas salah satu harimau Sai, menusuknya dengan Kunai, dan segera melompat turun dengan cepat. Begitu kakinya menapak tanah, Shikamaru berlari keluar dari kepungan melalui celah yang dibuatnya tersebut. Sekilas, dia melihat harimau yang ditusuknya tadi menghilang seiring ledakan tinta yang menghambur.
Namun Shikamaru belum sepenuhnya lepas, begitu banyak Kakusha yang menghalangi langkahnya.
“Mudah-mudahan ini berhasil...” gumam Shikamaru, sembari merapal sebuah segel dengan tangannya.
Seketika, sulur-sulur berwarna hitam yang tak terhitung jumlahnya keluar dari bayangan Shikamaru, menyebar ke segala arah.
―Kagenui no Jutsu, teknik penyulam bayangan.
Teknik yang menggunakan sulur-sulur bayangan untuk mengikat lawan, layaknya berhelai-helai benang sulam dengan jarum di ujungnya. Shikamaru mampu menciptakan benang bayangan dalam jumlah berlipat, sehingga jutsu ini sangat berguna bila berhadapan dengan banyak lawan sekaligus.
Shikamaru mengincar harimau-harimau Sai dan juga para Kakusha yang mengepungnya. Benang-benang bayangan miliknya menyebar dengan cepat, bergerak tanpa halangan ke arah targetnya.
“Berhasil!” teriak Shikamaru, suaranya lantang bagai genderang perang.
Benang-benang tersebut mencapai sasarannya masing-masing, berdiri tegak, bersiap untuk membelenggu mereka, namun―
“Berhentilah melakukan hal yang sia-sia.” ucap Gengo dari atas panggung. Dan seketika itu pula, entah kenapa, tiba-tiba benang-benang bayangan Shikamaru tersungkur lemas. Perlahan memudar dan hilang tanpa bekas.
“A-Apa... APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN?!” Shikamaru berteriak penuh amarah ke arah Gengo.
Kenapa suaranya berpengaruh pada bayanganku?
Sebenarnya apa yang dia lakukan?
Deretan pertanyaan itu seketika menghantui benak Shikamaru.
“Hmm? Kurasa aku kenal jutsu barusan.” ucap Sai, sembari melompat ke depan Shikamaru, berdiri menghalangi jalannya.
“Sai, jangan coba-coba menghalangiku...”
“Tingkahmu itu benar-benar membuat mataku sakit.” ucap Sai, masih dengan roman wajahnya yang sangat tenang.
Tangannya kembali menggoreskan kuas lukisnya dengan cekatan. Dan kali ini, seekor harimau belang keluar dari gulungannya. Binatang buas tersebut berukuran jauh lebih besar dari harimau-harimau yang lain.
“Kau akan mengalaminya sendiri. Baru setelah itu... kau akan mengerti.” ujar Sai, sembari menunjuk kuasnya ke arah Shikamaru. Harimau belang itu bereaksi pada isyarat tuannya dan mulai bergerak mendekati sasarannya.
“K-kau, dasar sial...” geram Shikamaru sembari mengeluarkan sebuah Kunai. Tatapannya tajam ke arah harimau tersebut, Shikamaru bersiap untuk bertarung.
Namun tiba-tiba...
Shikamaru merasakan ada sesuatu yang menghantam kaki kanannya. Sedetik kemudian, sesuatu yang lain juga menghantam kaki kirinya. Ternyata itu adalah para Kakusha yang melompat menangkapnya. Dan tepat ketika Shikamaru menyadari itu, semua sudah terlambat.
Shikamaru jatuh tersungkur. Para Kakusha yang lain segera menimpa tubuhnya, menahan Shikamaru hingga tak bisa bergerak.
“Orang secerdas dirimu sampai tidak menyadari bahwa harimau ini hanya pengalih perhatian... Pikiranmu pasti sedang kacau.” ujar Sai, pandangan sinisnya tertuju pada Shikamaru yang masih berusaha berontak dari para penangkapnya.
Samar-samar, Shikamaru melihat ada seseorang yang muncul dari belakang Sai, dan berjalan pelan ke arahnya.
Itu adalah Gengo.
“Lepaskan topengnya.” perintah Gengo pada para bawahannya.
Seorang Kakusha memasukkan jarinya ke dalam celah topeng Shikamaru yang tadi terkelupas, dan merobeknya dalam sekali tarikan.
“Benar kan... Ternyata memang Shikamaru-san.” ujar Sai.
“Jadi inilah si jenius dari Konoha, Nara Shikamaru...” Suara Gengo terdengar seperti seorang kolektor yang berhasil menemukan benda yang selama ini dia cari-cari.
Shikamaru mendongakkan kepalanya, menatap tajam sepasang mata Gengo yang berbinar biru. Dia lalu tersenyum kecil.
“Asal kau tahu saja...” ujarnya pelan. “Kalau kau tidak membereskanku sekarang juga, hati-hati... Nanti akan terjadi hal-hal yang mengerikan.”
“Aku sama sekali tidak takut. Kau akan hidup di sini, bersama kami.”
Bersamaan dengan kata-kata Gengo yang penuh keyakinan itu, rasa sakit yang amat sangat menghantam leher Shikamaru.
Dia tak sadarkan diri.
--- Shikamaru Hiden Chapter 11 by Naruto Fans Club Indonesia ---
Gelap. Tempat ini teramat gelap.
Tak ada secerca pun cahaya di sini, Shikamaru bahkan tak mampu melihat dengan jelas kedua tangannya yang berada tepat di depan wajahnya.
Dalam kegelapan inilah Shikamaru terduduk, tenggelam dalam pikirannya.
Dia tak yakin, sudah berapa hari berlalu sejak dia ada di sini. Bila dilihat dari berapa kali mereka memberinya makanan, dan juga kondisi perutnya, setidaknya ini sudah lima hari. Atau lebih, entahlah.
Bagaimana bisa jadi begini?
Apanya yang salah?
Tak peduli seberapa keras Shikamaru berpikir, dia tak mampu menemukan satupun jawaban atas pertanyaannya tersebut.
Ini bukan hanya soal Sai.
Shikamaru yakin, dia sudah mencapai Gengo dengan tekniknya. Namun entah kenapa, bayangannya itu tak mampu menjerat sasaran, mereka seperti kehilangan arah di hadapan Gengo.
Gengo juga mampu merasakan kehadirannya dan Rou, bahkan memanggil mereka dengan sebutan ‘tikus’. Padahal Shikamaru yakin, berlapis-lapis penyamaran yang mereka kenakan sudah sangat sempurna, tanpa ada celah sedikitpun. Tapi tetap saja, kedok mereka seakan tak ada artinya di hadapan Gengo.
Seolah-olah ada semacam penghalang di sekitar orang itu. Sebuah penghalang yang mampu membuat segala jutsu yang diarahkan kepadanya kehilangan dayanya.
Apa Gengo benar-benar mampu melakukan itu?
Apa dia benar-benar mampu menetralkan jutsu?
Shikamaru sama sekali belum yakin.
Bayangan Shikamaru tak mampu mengikat Gengo. Lalu ketika dia mencoba menggunakan Kagenui terhadap harimau-harimau Sai, hasilnya juga sama, benang-benang bayangannya itu tiba-tiba jatuh tak berdaya.
Satu-satunya kesimpulan yang terpikirkan oleh Shikamaru ialah, ada sesuatu di luar sana yang melemahkan kekuatan Kagemane miliknya. Entah itu Gengo sendiri, ataukah sesuatu lain yang berada di sekitarnya.
Shikamaru yakin, teknik penyamar chakra milik Rou juga bernasib sama dengan Kagemane-nya, dilemahkan hingga luntur tak berbekas. Mungkin karena itulah kehadiran mereka berdua dapat diketahui oleh Gengo.
Setidaknya itulah teori yang ada di kepala Shikamaru saat ini.
Jutsu tak berfungsi menghadapi Gengo.
Tapi kenapa?
Shikamaru benar-benar tidak tahu. Dia tak punya cukup petunjuk, apapun yang bisa digunakannya untuk mengungkap kebenaran dibalik kejadian ini. Segalanya terjadi begitu cepat, dia tak sempat menyelidiki apapun.
Keadaan seperti ini membuat Shikamaru gusar.
Pikirannya kalut, dia benar-benar hilang akal.
“Uarghhh! Arghhh!”
Dari sebuah sudut di balik kegelapan yang teramat sangat itu, teriakan Rou mencapai telinga Shikamaru. Samar-samar terdengar pula jeritan Soku, sepertinya mereka tengah menghadapi siksaan. Tak ada hal lain yang terdengar selain rintihan dan ratapan kesakitan mereka berdua.
Namun entah kenapa, Shikamaru tak mengalami nasib yang sama dengan mereka.
“Aku mohon, maafkan aku...” ratap Shikamaru, kedua matanya menatap kosong ke arah sudut gelap dimana teriakan Rou berasal.
―Ini semua salahku...
Bukankah akan lebih baik jika aku menyelidiki orang itu sedikit lebih jauh sebelum bertindak...
Ada banyak rencana lain yang bisa ku pakai...
Tapi, aku ceroboh...
Ini semua salahku―
Rasa bersalah menghantui Shikamaru. Dia terus menghantamkan tangannya yang mengepal itu membabi-buta dalam kegelapan, berulang kali mengenai lantai dingin tempatnya berada saat ini. Lagi, dan lagi...
--- Shikamaru Hiden Chapter 11 by Naruto Fans Club Indonesia ---
“Kau masih hidup?”
Suara Gengo tiba-tiba terdengar dari balik kegelapan.
“Atau kau sudah mati?” Nada suaranya terdengar seolah-olah dia khawatir karena tak ada jawaban dari Shikamaru.
Chakra Shikamaru memang menipis, namun dia jelas masih hidup, dan Gengo tahu itu. Pertanyaannya tadi tak lebih dari sekedar sarkasme. Atau lebih buruk, hinaan.
“Kulihat kau memakan makanan yang kami berikan, apa rasanya enak?”
Shikamaru memakan apapun yang mereka berikan padanya, tentunya setelah memastikan itu tidak diracuni. Kemampuan merasakan racun dalam sekali kecap merupakan keterampilan dasar yang wajib dikuasai oleh semua Shinobi, terlebih lagi para ANBU.
Shikamaru melakukan itu karena dia belum menyerah.
Dia harus bertahan hidup, karena sekecil apapun, pasti akan ada kesempatan untuk melarikan diri. Bila tubuhnya lemas tak berdaya ketika kesempatan itu tiba, maka semuanya tamat, dia akan mati di sini.
Tak ada satupun Shinobi yang menyerahkan harapannya untuk hidup. Tetap bertahan apapun yang terjadi, tetap menjunjung tinggi tanggung jawabnya apapun yang terjadi, itulah Shinobi yang sebenarnya.
Kita adalah Shinobi, karena kita bertahan untuk sebuah tujuan.
Karena itulah, Shikamaru sangat yakin bahwa Rou dan Soku juga belum menyerah, sama sepertinya.
“Sudah cukup lama kau berada dalam kegelapan seperti ini, apa kau sudah bisa lebih tenang?” tanya Gengo. “Apa sekarang kau mau mendengarkan ku?”
“Sayang sekali...” ujar Shikamaru. “Sejujurnya, aku dan kegelapan adalah teman akrab.”
“Hahahahaha... Kau ini orang yang sangat menarik.” Gengo tertawa sinis. “Aku akan datang lagi nanti.”
Pria itu melangkah pergi dari hadapan Shikamaru, keberadaannya memudar dalam kegelapan.
“AARRRRGGHHHHHHH!”
Bersamaan dengan itu, jeritan Rou kembali terdengar.
--- Bersambung ke Novel Shikamaru Hiden Chapter 12 --- ‪#‎ShikamaruHiden‬
Read More ->>

NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 04 BAGIAN 1



NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 04 BAGIAN 1
--- Penulis: Tomohito Ōsaki ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---
--- English Translation: OrganicDinosaur ---
--- Indonesian Translation: Rifkage (Rifkage ‪#‎NFCI‬)
Translator Note: [Tidak seperti Kakashi Hiden. Tidak ada judul deskriptif pada setiap chapter. Sebagai tambahan, masing-masing chapter dibagi kedalam beberapa bagian].
--- Sakura Hiden - Chapter 04 Bagian 1 by Naruto Fans Club Indonesia ---
Sai memulai pengawasan terhadap Kido.
Kido selalu bergerak bersama Magire, seorang ninja medis. Di desa, Kido memiliki beberapa persembunyian dan fasilitas latihan. Sai juga tahu jika Kido kadang-kadang akan berpatroli disana. Tetapi Sai tidak tahu apa yang Kido lakukan di tempat-tempat tersebut.
Di beberapa lembaganya, Kido memasang beberapa 'tag' sensor disekitar batas pinggirannya. Sai tidak boleh ceroboh mendekat.
Walaupun pelanggaran yang akan dilakukannya adalah hal yang tak mungkin. Musuh tahu jika Sai sedang menyelidiki insiden itu. Jika dia mengejar mereka dengan berlebihan, tidak akan menjadi rencana yang baik jika mereka kemudian berusaha untuk menghancurkan bukti-buktinya. Sebaliknya, jika pengawasan itu dilakukan dengan jarak yang seperti biasanya. Sai tidak akan bisa memecahkan jalan keluar pada situasi begini.
Entah bagaimana rasa-rasanya dia perlu menerobosnya.
Tiga hari telah berlalu sejak Kido dicatat sebagai tersangka. Dalam perjalan pulang, Sai melihat sedikit segel yang dia tempelkan pada tiang dipinggir jalan.
Ini adalah pesan dari informannya, Sai tidak mengerti maksud dari segel itu. Tapi tampak seolah informannya ingin bertemu dan bicara padanya.
Dia telah meminta informannya untuk menyelidiki beberapa orang berperingkat tinggi yang tercantum dalam bingo-book. Sekarang dia fokus pada Kido, Sai tidak ingin memberitahukan hal itu kepada informannya untuk sementara waktu. Tetapi karena informannya melakukan penyelidikan untuk Sai, Sai memberikan dia imbalan.
Keesokan harinya, Sai bertemu dengan informannya.
Mereka tidak bertemu di hutan seperti pertemuan mereka yang terakhir. Malahan mereka bertemu di jalanan, di sebuah atap bangunan.
Ada sebuah tandon air besar ditempat dimana Sai dan informannya itu bertemu.
"Mengenai tiga orang yang Sai-san katakan pada saya, saya mencoba untuk menyelidikinya. Tetapi tampaknya ketiganya tidak mencurigakan."
Kata informan itu.
"Tenzen, nukenin dari Kirigakure selalu berada di dekat Kumogakure untuk melakukan kejahatan selama tahun kemarin. Baraki, salah satu anggota organisasi kriminal yang bernama 'Bou', dia telah bergabung dengan organisasi yang lain juga. Tidak tampak jika dia punya kekuatan yang sama dengan yang dia gunakan dulu. Mengenai Genba dari Tamanuki, dia sudah meninggal dunia setengah tahun yang lalu karena sakit."
--- Sakura Hiden - Chapter 04 Bagian 1 by Naruto Fans Club Indonesia ---
"Baiklah, aku tahu. Terima kasih!"
Sai berterima kasih padanya, kemudian membayarnya dengan jumlah yang sesuai kesepakatan mereka.
"Selain itu, tidak adakah sesuatu yang ingin kau bicarakan, sesuatu yang sekiranya mengganjal pikiranmu?"
Ketika Sai bertanya padanya, informan itu mengekspresikan sebuah senyuman yang mengandung sebuah kode.
"Ah! Baiklah. Sebenarnya ada sebuah berita besar. Tapi tampaknya ini tidak ada kaitannya dengan insiden yang sekarang ini sedang Sai-san selidiki."
"Bukan masalah, beritahu aku tentang hal itu."
"Bisakah saya mengatakannya?"
Informan itu mengatakannya sambil tertawa, membuat sebuah tanda bulat dengan jarinya, membuatnya dalam bentuk tanda 'Oke' .
"Itu tergantung pada persoalannya."
Ketika Sai memintanya lagi, informan itu berbicara.
"―― Untuk menyelidiki keadaan dari tiga orang yang Sai-san katakan pada saya. Saya mengunjungi beberapa negara. Dari dekat, saya mendengar rumor tentang Uchiha Sasuke."
"Tentang Sasuke?"
Sai sedikit mengerutkan alisnya.
"Secara khusus aku mengira, sebenarnya itu baik jika dia memperlihatkan dirinya. Saat ini Sasuke sedang dalam perjalanan panjang untuk menebus dosa-dosanya."
"Ya! Saya tahu jika dia sedang menempuh perjalanan mengelilingi dunia. Tetapi dari cerita yang saya dengar dia menyebabkan kegelisahan."
"Apa maksudmu?"
"Misalnya, dia pergi ke sebuah gua yang keberadaannya entah dimana lalu dia menyerang pedagang persenjataan militer yang menjual senjatanya secara ilegal. Dan pada negara tertentu, dia masuk kedalam dunia kejahatan serta berhubungan dengan organisasi kriminal."
"Kenapa Sasuke harus menyerang orang-orang yang berada pada penyelundupan senjata itu?"
"Saya juga tidak memahaminya secara baik, tetapi seseorang yang menceritakan rumor ini pada saya berbicara: 'Bertujuan untuk menyebabkan teror di Konoha, menyerahkan senjata ninja yang murah dalam jumlah besar.' Itu yang Sasuke katakan pada penyelundup itu. Tetapi setelah dia berkata demikian, musuh menolak permintaannya. Dia kemudian meniupkan bola api raksasa dan membunuh mereka. Kabar dari organisasi kriminal, terasa seolah negosiasinya telah rusak, pada akhirnya.. Hasilnya sama dengan kasus yang pertama."
--- Sakura Hiden - Chapter 04 Bagian 1 by Naruto Faans Club Indonesia ---
"Kira-kira kapan kau mendengar rumor itu?"
"Saya rasa sekitar satu.. mungkin dua minggu yang lalu. Tapi..."
Sai menggoyangkan kepalanya. Itu adalah cerita yang mustahil.
"Sasuke tidak mungkin berbuat sesuatu seperti itu, entah bagaimana sepertinya ini berita yang keliru."
"Saya tahu itu, tapi saya hanya mendengarnya dari rumor. Dan saya juga hanya melaporkan berdasarkan yang saya dengar. Tidak ada jalan.. Ini kenyataan yang menakutkan."
Informan itu mengusap kepala botaknya.
"Ah, ngomong-ngomong. Tidakkah desa meningkatkan anggaran untuk ANBU?"
Berpikir tentang apakah dia akan menyinggung Sai atau tidak, informan itu mengekspresikan sebuah senyuman palsu. Dia telah menghubungkan cerita itu.
"Saat ini, Sai-san sedang melakukan penyelidikan tentang insiden penyerangan penasehat agung desa. Sebagai petunjuk, apakah ada sesuatu yang harus dilakukan pada anggota ANBU?"
"Kau adalah informan yang terampil bukan? Karena kau telah mendengar semuanya sejauh ini."
"Ya! Ada berbagai hal."
Informan itu memandang Sai sekilas.
Walaupun Sai sudah ingin meninggalkan tempat itu.. Informan tersebut melanjutkan bicaranya.
"―― akan tetapi, ANBU adalah organisasi yang tidak bisa dipahami dengan baik kan? Mereka membunuh orang yang namanya diberikan pada mereka, kelihatannya mereka juga mengawal orang penting. Ketika sebuah insiden terjadi, mereka juga menyelidikinya seperti yang kau lakukan kan Sai-san?"
"Aku tidak berhubungan dengan ANBU lagi. ANBU adalah organisasi yang penuh dengan misteri. Bahkan ketika aku berada di dalamnya, aku juga tidak bisa memahaminya dengan baik."
"Oh benarkah? Ketika perang berakhir, tidakkan kau pergi untuk mengumpulkan data dan berbagai macam hal?"
"....???"
Ekspresi ragu-ragu terpancar dari wajah Sai.
"Apa yang sedang kau bicarakan?"
"Tidakkah mereka membuat sesuatu seperti penyimpanan data tentang laporan perang? Saya sering mendengarnya dari seseorang yang melakukan misi yang sama. Tak lama setelah perang berakhir, saya melihat orang-orang yang memakai topeng ANBU dari Konoha. Mereka berada di dekat lembah akhir. Tampaknya mereka ingin mengambil sesuatu dari sana. Mereka mengambil kepingan bebatuan dan sesuatu yang ada di tanah."
Sai memiringkan kepalanya.
Mengenai misi-misi yang ditangani oleh ANBU. Mereka tentunya akan menutup berbagai topik terlepas dari misi pembunuhanan yang dilakukannya. Tetapi dia belum mendengar cerita seperti mengambil sesuatu dari tanah bekas medan pertempuran.
"Apakah itu terjadi setelah perang besar ninja?"
"Ya! Setelahnya.. Entah apa nama dari jembatan itu? Sasuke dan tuan Danzo, orang yang tidak sempat menjadi Hokage Keenam. Itu adalah jembatan dimana mereka melakukan pertarungan. Beberapa waktu setelah itu, saya kira mereka bertemu di jembatan itu, kemudian ANBU Konoha datang untuk menyelidiki. Tapi mereka adalah orang yang berbeda. Itulah kenapa saya tidak yakin jika meraka adalah anggota ANBU. Sepertinya mereka sedang menjalankan misi. Saya pikir begitu."
Sai melipat tangannya, kemudian terjatuh kedalam kesunyian.
Cerita dan alur pembicaraan dengan informan ini menancap kuat dalam pikiran Sai.
"Ummm.. Sai-san?"
"Ayo kita mengadakan pertemuan di lain waktu."
Seperti yang Sai katakan, dia menambahkan imbalan tambahan pada informannya. Sai kemudian meninggalkan lokasi itu.
--- Bersambung ke Novel Sakura Hiden Chapter 04 Bagian 2 --- ‪#‎SakuraHiden‬
Read More ->>

NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 04 BAGIAN 3



NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 04 BAGIAN 3
--- Penulis: Tomohito Ōsaki ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---
--- English Translation: OrganicDinosaur ---
--- Indonesian Translation: Rifkage (Hanabi ‪#NFCI)

Translator Note: Unlike Kakashi Hiden, there are no descriptive titles for each chapter. In addition, each chapter is divided into 2-5 subsections ___ [ Tidak seperti Kakashi Hiden. Tidak ada judul deskriptif pada setiap chapter. Sebagai tambahan, masing-masing chapter dibagi kedalam 2-5 bagian ].
--- Sakura Hiden - Chapter 04 Bagian 3 by Naruto Fans Club Indonesia ---
Keadaan sedang dalam proses perubahan. Alurnya berjalan sesuai dengan yang Kido inginkan.
Peniru Sasuke itu telah mengikuti instruksi Kido. Dia telah berhubungan dengan orang-orang yang tinggal di 'organisasi hitam' di seluruh dunia. Setelah menunjukkan niatnya dalam beberapa aksi teror. Dia kemudian membunuh musuhnya.
Mengenai insiden terbunuhnya para teroris di Sunagakure, tampak seakan kazekage telah mengambil tindakan pencegahan terhadap penyebaran kebocoran rumor ini sampai keluar desa. Tapi sejak saat itu, lebih banyak insiden terjadi. Rumor-rumor itu berangsung-angsur mulai menyebar ke masing-masing negara.
Membuka peluang orang-orang untuk menyebarluaskannya rumornya. Tidak butuh waktu lama, rumor itu akhirnya akan sampai pada petinggi eksekutif di berbagai negara serta berbagai bangsa, dan mereka akan tahu tentang dia. Mereka harus berdikusi dengan diri mereka sendiri tentang apa yang harus diperbuat terhadap Uchiha Sasuke.
Mereka sebaiknya segera menyimpulkan bahwa mereka tidak bisa membantu, melainkan hanya bisa melalui cara mengalahkan Sasuke. Bahkan Kido mengerti jika itu akan terjadi. Sasuke adalah orang yang memberikan jasa besar selama perang besar dunia ninja. Jadi ini terlihat tak berguna jika berpendapat bahwa dia adalah seorang kriminal. Kepala negara tidak bisa melakukan sesuatu seperti itu.
Akan tetapi jika situasinya menjadi seperti ini, Uchiha Sasuke yang asli pasti akan mengambil sebuah tindakan.
Sasuke yang asli tidak akan melanjutkan perjalanannya. Sebentar lagi, dia harus kembali ke Konogakure.
Ini adalah tujuan Kido. Dengan terang-terangan menggerakkan seorang peniru, dia akan menciptakan masalah sehingga Sasuke tidak mempunyai pilihan lain, kemudian dia akan muncul. Pasukan pribadi Kido akan diperkuat dengan obat-obatan Bijuu, dan kemudian saat Sasuke kembali ke desa mereka akan menangkapnya. Setelah menangkapnya ――
Kido berada di salah satu persembunyiannya ―― Ini adalah tempat khusus yang berada di dalam desa.
Dia sedang sendirian di kantornya. Kido mengekspresikan sebuah senyuman yang meredup.
"Cepatlah keluar Uchiha Sasuke.."
Dia bergumam dengan suara pelan.
"Kau akan menguntungkan.. Mendatangkan keuntungan."
--- Bersambung ke Novel Sakura Hiden Chapter 04 Bagian 4 --- ‪#‎SakuraHiden‬
Read More ->>

NOVEL KONOHA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 01




NOVEL KONOHA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 01
--- Penulis: Shō Hinata ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---
--- English Translation: Cacatua Tumblr ---
--- Indonesian Translation: Rifkage (Rifkage ‪#‎NFCI‬)
The Perfect Day for a Wedding Celebration
~ Hadiah Pernikahan.. Kecepatan Penuh!
--- Konoha Hiden Chapter 01 | Translate by Naruto Fans Club Indonesia ---
Jika kau bertanya kepada seseorang tentang 'desa-desa shinobi yang tersembunyi', kemudian kau akan menemukan sejumlah besar penduduk.. Ada tipe yang tidak mencintai shinobi atau tempat tinggal mereka.. yang menganggap jika desa-desa tersembunyi itu sebagai kota kecil yang tertutup oleh pegunungan di segala sisinya.
Tentunya, penduduk tersebut akan berkata. Desa tersembunyi secara penuh terpencil dari dunia luar. Terisolasi secara penuh dari orang lain. Semacam 'Pulau yang mengapung di dalam laut' , terbelakang dan belum dikembangkan.
Secara pasti mereka mengatakan apabila desa tersembunyi adalah suatu tempat dimana 'orang normal' akan menjadi idiot untuk ingin mengunjunginya dan diatas semua itu, kurang lebih kau hanya akan bisa menemukannya dengan cara melewati sangat banyak sekali kesulitan. 'Desa shinobi tersembunyi' memang seharusnya adalah nama dari suatu tempat.
Itulah yang dipikirkan oleh kebanyakan orang.
Akan tetapi kenyataannya sangatlah jauh berbeda.
Konoha dapat dikenali dengan amat baik melalui 'Maha karya' yang ada pada pintu masuknya. Ya! Gerbangnya yang khas dan megah. Yang akan membuatmu 'menganga' karena kagum.
Jika 'orang normal' masih pertama kalinya masuk ke Konoha, dia pasti akan tercengang-cengang ketika melihat gerbang itu 'menyambut' mereka. Saat mereka melewatinya.. Mereka akan melihat desa yang sangat luas dengan populasi manusia dan aktivitasnya yang begitu padat.
Desa itu senantiasa dirawat dan dibangun. Bahkan terbatas hanya untuk membangun sebuah area perumahan. Ada sekolah, rumah sakit, berbagai macam pusat perbelanjaan, bahkan area-area rekreasi. Ada segala hal yang dibutuhkan untuk memenuhi kehidupan, hidup mereka sepenuhnya ada disana.
Benar, semua pembangunan mungkin bisa ditemukan di pusat desa saja. Karena Konoha cukup luas dan sibuk maka kau bisa menyebutnya dengan 'Negara Otonom' kau tidak akan bisa menjauh dari itu.
Kau bisa tinggal disana sepanjang hayatmu. Tidak pernah mengambil satu langkahpun dari batas luar Konoha, dan tidak pernah mengingingkan sesuatu, tidak pernah kekurangan segala jenis kenyamanan. Dan ini adalah sebuah kota penting (besar) yang terletak jauh di dalam hutan.
Itulah kenapa Konohagakure benar-benar sebuah kota besar yang tiba-tiba terwujud di dalam hutan.
Tidak ada satupun shinobi merasa tidak puas dengan tempat tinggal yang seperti itu.
Konoha secara original terbentuk dari gabungan shinobi dari klan mereka masing-masing. Namun ketika sekelompok orang hidup bersama disuatu tempat, mereka tentunya akan berakhir dengan kekurangan persediaan makanan. Dan pastinya, setelah itu akan ada permintaan soal penjual persediaan, semacam toko yang menjual kebutuhan sehari-hari juga. Berdasarkan logika tersebut, sudah wajar apabila sekelompok orang akan memiliki persepsi yang sama: Pedagang-pedagang mempertimbangkan desa yang dipenuhi oleh para pelanggan.
Jadi mereka menerima sekelompok orang non-shinobi semacam pedagang dan pengrajin yang ingin menjadikan para shinobi sebagai pelanggan mereka. Mereka akhirnya akan berpindah tempat tinggal di dekat pemukiman para Shinobi.
Seperti shinobi-shinobi yang memiliki klan dan keluarga, keadaan serupa juga terjadi para para pedagang dan para pekerja. Mereka tidak datang dengan hanya membawa dirinya seorang, namun juga membawa serta klan dan keluarganya juga.
Ada banyak penduduk biasa yang pindah ke desa bersama keluarga mereka demi kepentingan perniagaan. Seperti orang yang merupakan Shinobi asli, rupanya sekarang mereka mengambil pekerjaan berbeda-beda. Ada juga yang berpikiran 'Aku tidak berasal dari klan Shinobi, tapi aku ingin mengirim anakku ke Akademi Ninja', berpindah ke desa dengan maksud tersebut.
Rumah tangga shinobi, rumah tangga pedagang, rumah tangga pengrajin. Ada banyak.. Banyak orang-orang yang berbeda dengan latar belakang dan pekerjaan yang bervariasi, mereka semua datang untuk hidup bersama di desa.
Dan ketika bulan di langit menyusut, bulan dan tahun berlalu. Orang-orang dengan kediamannya tersebut berubah menjadi sebuah kota metropolitan. Ya! Itu adalah sekarang. Konoha yang sekarang!
Dan desa yang sangat besar itu, untuk saat ini masih terus tumbuh dan dimajukan.
Ukuran Konoha yang besar dibuat melingkar agar bisa mengelilingi seluruh desa yang akan menjadikannya sebagai sebuah karya yang agung. Menjangkau berbagai jarak di desa akan membuatmu berakhir dengan patah tulang.
Selanjutnya, saat ini terlihat seseorang sedang berlari mengitarinya, berlari mengelilingi Konoha.
Orang itu adalah Rock Lee.
Fajar bahkan belum menyingsing. Ini masih dini hari, dan yang mengagetkan dia sedang berlari memutari desa pada waktu yang seperti ini. Mimik mukanya seolah menunjukkan jika dia bisa mati kapanpun.
Kenapa justru dia malah berlari mengelilingi desa pada malam begini? Ketika para penduduk dan shinobi-shinobi yang sedang bebas misi sedang tertidur lelap?
Ini bukanlah untuk sebuah latihan khusus yang rahasia. Sebab pada kenyataannya, Lee tidaklah berlari karena dia merasa ingin berlari. Jika dia bisa, kemudian dia akan mengalami kerugian seperti pulang kerumah dan tidur. Akan tetapi dia pastinya memiliki masalah sehingga dia tidak bisa melakukannya.
--- Konoha Hiden Chapter 01 | Translate by Naruto Fans Club Indonesia ---
Pada suatu hari, Kakashi Hatake - Hokage keenam mengumumkan sebuah ketentuan. Sebuah misi spesial di Konoha.
Ini adalah suatu pekerjaan yang rahasia, menyangkut Naruto Uzumaki dan calon istrinya - Hinata Hyuga. Sama sekali tak bisa menemukan seputar..... Inilah pernyataan lebih jelasnya:
"Mereka semua yang menghadiri pesta pernikahan Naruto dan Hinata harus membawa kado pernikahan."
Misi yang menggelikan bukan? Ini adalah sesuatu yang sepertinya akan dilakukan oleh setiap orang.
Kau pasti beranggapan jika diantara semua tamu di pesta pernikahan ada banyak orang yang tentunya sudah membeli kado pernikahan atau membuat persiapan untuk hal itu.
Akan tetapi, hampir semua teman-teman Naruto dan Hinata berusia sama mudanya dengan mereka. Kebanyakan dari mereka juga belum pernah menghadiri pesta pernikahan sebelumnya. Atau bisa dikatakan masih menghadiri pesta pernikahannya teman dekat mereka untuk pertama kalinya.
Sepertinya ini adalah untuk kepentingan mayoritas tamu-tamu undangan yang belum berpengalaman. Itulah status misi yang diberikan oleh Kakashi.
Lagipula, meskipun Kakashi terlihat pendiam dan kalem di bagian luarnya, sebenarnya Kakashi adalah orang yang memiliki selera humor. Ini adalah 'Misi rahasia tingkat atas' sesuatu yang cocok dengan gayanya.
Bisa dibilang, ada seseorang diantara tamu undangan yang akan percaya pada kata-kata 'Misi rahasia tingkat atas' . Seseorang yang akan menerima pengumuman misi tersebut dengan penuh semangat melebihi orang-orang yang lain.
Orang itu sudah jelas. Seseorang yang memperkenalkan dirinya sebagai si monster hijau liar tampan dari Konoha - Rock Lee.
"Aku akan membalas pertemananku dengan Naruto-kun dengan cara mengerahkan seluruh tubuh dan pikiranku untuk menemukan kado pernikahan yang terbaik." Itulah yang Lee katakan pada Kakashi. Kemudian dia berlari, berangkat, memulai aksinya untuk memenuhi misinya.
Lee adalah orang yang mempunyai kepercayaan kuat, kau akan memunculkan banyak ide selama latihan. Kepribadiannya sendiri bukanlah tipe orang yang akan berpikir ketika 'memikul' suatu hal. 'Menggerakkan tubuhku akan membuatku berpikir dengan lebih baik' .. Itulah yang dia pikirkan.
Akan tetapi.........
Lee sudah berlari dan berlari disekitar desa besar dengan waktu yang tak terhitung. Tetapi dia belum juga menemukan banyak ide.
Baiklah, lebih tepatnya.. Dia sedang berpikir tentang suatu hal.
Entah dimana, dia sudah memutari desa sebanyak dua kali. Kata-kata 'Dumbbell' tiba-tiba muncul di pikiran Lee.
Tetapi itu sangatlah konyol, bahkan Lee tahu kalau tak seorangpun akan membawa 'Dumbbell' sebagai hadiah pernikahan sehingga ide itu dibuangnya dengan segera.
Dan walaupun dia terus lari dan berlari, sejak itu Lee belum kepikiran soal ide yang lainnya. Belum menemukan satu ide yang cemerlang.
Ini akan menjadi hadiah yang tak seorangpun akan membawanya. Sesuatu yang dibicarakan adalah karakter dirinya juga.. Hadiah yang mengekspresikan hatinya, hadiah yang akan diterima dengan penuh kesenangan, hadiah terbaik yang pernah ada.
Namun bukan masalah seberapa banyaknya dia berpikir dan berpikir. Jawaban yang tepat tak kunjung menghampirinya.
"Ikatan antara aku dan Naruto seharusnya lebih baik daripada ini." Lee bergumam ketika dia berlari.
Dia akhinya memutuskan:
Sampai dia menemukan hadiah yang cocok, dia tak akan berhenti berlari!
Hatinya telah di aturnya untuk itu. "Aturan Pribadi" Lee sedang bergerak.
"Aturan Pribadi" Lee diwujudkan untuk memperbaiki tubuh dan pikirannya melalui latihan. Aturannya adalah sebagai berikut: Ketika Lee memutuskan untuk melakukan sesuatu, walaupun dunia tampaknya seperti akan hancur dan lenyap esok hari. Dia masih akan terus memperhatikan keputusannya itu sampai akhir. Itu adalah prinsip yang ditanamkan Lee dengan setia.
Sampai dia bisa memikirkan soal kado yang bagus selain 'Dumbbell' Lee akan terus dan terus berlari tanpa akhir.
--- Konoha Hiden Chapter 01 | Translate by Naruto Fans Club Indonesia ---
Ngomong-ngomong, Lee tak menghitung berapa kali dia berlari, dia hanya berlari-lari memutari perbatasan Konoha, menghitungnya hanya dengan 'Satu kali lari'.
Sama dengan pulang kerumah, membersihkan lantai yang ada di sekitar ruangan misalnya. Mudah untuk membayangkan adegan itu kan?
Untuk Lee, berlari dengan 'Satu kali lari' di sekeliling desa berarti berlari memutari seluruh bagian desa di setiap sudut dan celah-celah jalanan yang ada di desa. Itu adalah cara sederhana yang bisa diperkirakan dengan mudah.
Tentu saja, itu berarti jika jalan yang Lee lalui juga termasuk; melompati pagar, loncat dari pohon ke pohon, berlari di atas atap perumahan yang berdekatan. Ini bukanlah sesuatu diluar kebiasaan, untuk seorang shinobi jalan seperti ini memang sudah biasa dilalui. Kenyataannya, ini adalah hal yang umum sehingga penduduk biasa tidak terlalu memperhatikannya.
Jadi, tak akan ada tuan tanah yang akan komplain karena Lee berlarian di atas atap rumahnya. Paling-paling hanya ada satu orang yang akan mengirimkan komplain di pagi hari: "beberapa orang beralis tebal telah berteriak 'KUAA' ketika dia berlari di atas atap rumahku pagi-pagi buta tadi. Dia benar-benar berisik."
Dibawah pengawasan semua Hokage terdahulu yang wajahnya terukir di gunung batu dan menghadap ke arah Konoha. Lee melompat dan berlari melewati seluruh desa.
Dia tetap melakukan itu sepanjang malam tanpa ada satu idepun yang mampir kepikirannya.
Dan entah bagaimana, tahu-tahu Lee sudah disambut oleh fajar di hari yang baru ini tanpa tidur barang sebentar saja.
Saat ini, sinar sang surya yang baru saja terbit telah menjangkau semua monumen ukiran wajah Hokage dan para Hokage pendahulu yang berada di pusat kota Konoha.
"Delapan ratus enam puluh empat."
Nafas Lee sangat terengah-engah ketika jumlah tadi tersentak keluar dari mulutnya.
Cara larinya kini semakin memburuk, dia sempoyongan dan seperti orang mengigau. Bahkan sekarang seorang yang sedang berjalan kakipun akan lebih cepat daripada dia.
Dia akhirnya sampai pada batasnya.
Kaki Lee rebah ke bawah. Tak tertolong, dia ambruk dan roboh ke depan. Dia bahkan tak punya tenaga untuk memperhalus cara jatuhnya. Jatuh lurus ke tanah, terpelanting mendadak.
Lee terbaring di tanah, tak bisa bergerak. Wajahnya menghadap kotoran yang ada di tanah. Dia bertanya, dimanakah letak kesalahannya?
Pertama, akan ada ide yang datang ketika pikirannya jernih, ketika dia menggerakkan tubuhnya. Adakah yang salah soal itu? Tidak, itu tidaklah mungkin. Itu salah. Lee dengan cepat membuang pikiran itu.
Kemudian, akan adakah ide yang datang jika dia berjalan, berdiri dengan tangan ditengah-tengah larinya ini? Dia berpikir itu akan membantunya memberikan gambaran yang berbeda dalam berpikir, tapi apakah itu malah ide buruk? Tidak! Dia butuh hal yang lebih menantang untuk menghasilkan ide-ide baru. Tidak perlu disebutkan, berjalan dengan tangan adalah bagian dari latihan normal yang ada di dalam jadwal Lee. Itu juga bisa jadi hal yang salah.
Bisakah menjadi metode yang luar biasa jika dia mencoba berlari mundur? Tidak, itu hanyalah metode yang sempurna untuk latihan.
Dia memang tak melakukan hal yang salah.
Tapi kemudian, masalahnya. Kenapa dia tak bisa memikirkan apapun?
Lee menatap kaku tanah yang ada di depannya, Tubuhnya yang 'terbakar panas' beberapa saat yang lalu, sekarang sudah menjadi dingin berkat udara pagi yang sejuk. Keringat yang mengalir di tubuhnya berubah menjadi dingin. Tubuh Lee mulai menggigil. Dia memaksa setiap otot pada titik-titik penting tubuhnya sehingga dia bisa kembali berdiri.
Walaupun ini untuk teman yang dia sayangi, walaupun aku berkata aku akan menaruh hatiku untuk mendapatkan hadiah pernikahan. Untuk memikirkannya, belum juga ada ide bagus yang muncul dalam pikiranku. Kenapa aku ini begitu payah?
Dia menutup rapat-rapat matanya, marah pada dirinya sendiri yang mengecewakan itu.
Akan tetapi, dengan mengatai dirinya 'payah' dan 'tak berguna' tak akan membuat semua berakhir. Dia telah memutuskan untuk menemukan hadiah yang layak, dia ingin membuat hidupnya sebagai taruhan. Jadi tidak mungkin kalau dia berhenti dan menyerah sampai disini.
Kelelahan dan kepenatan Lee membuatnya dengan tiba-tiba membuka matanya lagi. Lee menyadari sesuatu:
Seseorang tengah berdiri dihadapannya.
Sejak kapan itu terjadi? Lee melihat sepasang kaki di depannya. Dia mengenakan seragam yang terlihat tak asing. Lee tercengang karena tak mentyadari kehadiran orang itu sampai sekarang, mereka nampaknya memperhatikan dia.
Lee perlahan bangkit berdiri, mendongak untuk melihat siapakah orang itu.
"Neji..... " Gumam Lee pelan.
Mungkin ini hanyalah ilusi ataukah mungkin dia adalah hantu? Tetapi dia berdiri disana: temannya yang sudah meninggal - Neji Hyuga.
"Berlari tanpa henti sampai kau K.O." Kata Neji, memandang Lee dengan tatapan lembut seperti biasanya. "Kau masih tetap saja sama ya Lee!"
Lee hanya diam.
Ada banyak, ratusan. Ya! Ratusan hal yang ingin Lee katakan pada Neji jika suatu saat mereka bertemu lagi. Namun, ketika Neji berada di hadapannya dia jadi merasa sedih sehingga tak mampu berucap apa-apa.
Namun, walaupun tak berkata apapun, Neji sepertinya sudah mengerti semuanya.
Untuk satu alasan atau yang lainnya, hal yang pertama kali dipikirkan Lee adalah ketika dia menatap mata Neji.
Neji jongkok di samping Lee.
"Ada sesuatu yang benar-benar ingin aku katakan padamu." ucap Neji, meletakkan tangannya di bahu Lee.
Tangan Neji terasa hangat dan membawa harapan. Lee tiba-tiba berpikir kalau Neji muncul karena dia prihatin terhadap Lee yang terlalu memaksakan dirinya.
"Neji.... Aku....."
"Aku tahu, tak perlu mengatakannya." Neji tersenyum, rambut panjangnya sedikit tergoyang. "Lee, ingat ini baik-baik. Lebih dari stamina, kekuatan fisik dan Hyuga...."
Ucapan Neji terhenti, belum jelas dia akan menyelesaikan apa yang dia katakan atau tidak. Sosoknya tiba-tiba terbungkus oleh kabut pagi dan kemudian lenyap.
"....eh?."
Angin berhembus dengan cepat, berdesir, mengusik pepohonan disekitarnya.. mengusir pergi kabut pagi.
"Eh.. Tu-tunggu.. Neji!! Neji...!!"
Dia melihat kekiri dan kekanan. Mati-matian mencari Neji di sekelilingnya. Tetapi tak ada yang bisa Lee temui selain suara limbung dari keheningan pagi.
"Eeehh! Bukankah kau akan memberiku nasehat tentang hadiah pernikahan yang membuatku hampir gila ini? Bukankah ini alasan kau muncul Neji? NEEEJIIIII....!!!
"NEEEJIII.....!!" Lee terbangun, ketika dia mulai meneriakkan nama temannya.
--- Konoha Hiden Chapter 01 Translate by Dunia Naruto Indonesia ---
Sekarang sudah pagi, awal yang indah. Tetapi cukup terlambat karena kebanyakan orang sudah bangun dan mulai bersiap-siap untuk menyambut hari baru.
Lee linglung, melihat kesekitarnya, mencoba menyesuaikan dengan situasi sekarang. Entah bagaimana, nampaknya dia benar-benar jatuh dan tertidur di tengah jalan, masih bagus karena dia tak melewati perbatasan desa.
"Begitu kah? Jadi ini hanya mimpi ya?" Lee bergumam, mulutnya kering, benar-benar kering dan haus.
Mimpi yang pendek dan terlalu singkat.
Lee duduk di jalan tanpa rasa. Menggantung kepalanya.
Neji sudah meninggal cukup lama. Beberapa tahun telah berlalu.
Tetapi saat ini, Lee kadang kala masih melihat Neji di dalam mimpinya. Mereka datang di istirahat sejenak ditengah misi yang sangat sulit dan ekstrim atau ketika Lee sedang dalam saat sulit, butuh pemecahan pada suatu hal.
Tetapi hanya kadang-kadang, hampir di setiap waktu ketika Lee ingin melihat Neji.. Neji tak pernah muncul.
Ketika Neji muncul, mimpi Lee biasanya berkisar tentang latihan yang penuh semangat bersama Neji atau sedang menjalankan misi berbahaya bersama Neji. Keduanya bersama-sama melawan kejahatan yang asing.
Jarang sekali Lee bermimpi bertemu, bertatap muka dan berbicara langsung dengan Neji.
Hampir semua mimpinya adalah hal-hal yang sudah pernah terjadi sebelumnya. Latihan atau bertarung melawan musuh, ataupun menyusun strategi dalam misi. Neji dengan tenang akan membicarakan strategi atau hal lainnya, sementara Lee akan berdiri di sampingnya. Mendengarkan dia dengan cermat.
Entah kapan Lee bangun dari mimpi itu, menyusun kata-kata yang akan keluar dari bibirnya.
'Ayo membuat lebih banyak serangan 'Dynamic' di garis depan.' Atau 'Aku akan maju, jadi perhatikan di sekeliling kita.'
Semua itu tidak dapat dia katakan pada Neji di dalam mimpinya.
Jika aku mengatakan ini pada Neji, bagaimana ekspresi wajahnya ya? Bagaimana dia akan menjawab?
Belakangan ini, ini menjadi hal keras dan semakin keras yang dipikirkan oleh Lee. Membayangkan bagaimana Neji akan bereaksi.
Lee sangat tertarik pada kenyataan itu.
Suara yang kuat dengan tiba-tiba muncul dari belakang Lee.
"Lee, itu adalah semangat muda yang kau dapatkan di awal pagi."
Lee menoleh kearah bahunya untuk melihat lelaki yang ada dibelakangnya. Tersenyum lebar, memperlihatkan giginya yang putih. Mengacungkan jempolnya.
Dia adalah guru dari semangat muda. Might Guy.
--- Konoha Hiden Chapter 01 | Translate by Naruto Fans Club Indonesia ---
Akan tetapi.....
"Gu-Guy sensei..."
Lee kehilangan kata-kata, alasannya karena Guy. Guy sekarang hidupnya terbatas pada kursi rodanya. Entah bagaimana.. Dia dan kursi rodanya sudah berada di atas atap gudang senjata terdekat.
Selama perang besar dunia Ninja ke-empat, Guy mempertaruhkan hidupnya saat bertarung melawan Uchiha Madara. Membuka kedelapan gerbang Hachimon. Hidupnya kemudian diselamatkan oleh Naruto. Tetapi kaki kanannya telah kehilangan fungsinya, lumpuh.
Sejak saat itu, Guy hidup di kursi roda. Akan tetapi dia tidak pernah merubah semangat mudanya yang membara, mengukir kata 'masa muda' dan membuang kaki kanannya. Masih membawa harapan dan membimbing Lee seperti yang biasa dilakukannya.
Lee terpesona, membisu. Dia tak bisa memahami bagaimana gurunya bisa sampai di atas atap gudang senjata dengan kursi rodanya.
Tiba-tiba --
"TOU.!!" Guy memberikan tangisannya, meluncurkan dirinya dan kursi rodanya dari atas atap gudang senjata.
Entah bagaimana caranya dia mengatur derajat kursi rodanya untuk sebuah pendaratan yang mulus. Dengan suara letupan yang keras.
Lee bergegas menghampiri gurunya, kebingungan bercampur dengan khawatir.
"Sensei, itu tadi sangat berbahaya! Kenapa kau melakukan hal yang seperti itu?"
"Ada sejumlah orang di dunia yang berpikir jika kau tidak bisa terbang dengan kursi roda. Jadi aku putuskan jika aku akan membuktikan kalau mereka salah dengan diriku sebagai percobaannya." Guy membicarakan gagasan mengerikan itu dengan menggampangkan hal tak masuk akal itu dengan tenang.
Prestasi semacam ini memang tidak mungkin dilakukan oleh orang lain. Seseorang yang tak mempunyai keistimewaan kontrol tubuh dan kemampuan fisik yang sesuai.
"Semua orang di desa, Kakashi, Ebisu dan juga Genma.. mereka masih memperlakukan aku seperti seorang shinobi. Itu membuatku senang. Walaupun aku sudah lama pensiun. Jadi karena itu, aku putuskan untuk membuktikan sesuatu yang tak mungkin menjadi mungkin dan menunjukkan diriku yang seperti biasanya pada kalian semua!" Guy berkata sambil memberikan pose 'Nice Guy' khasnya. "Ini adalah masa mudaku, setelah semua yang telah berlalu."
Kata-kata itu menyentuh dalam hati Lee. Mereka selalu terlihat seperti itu. Ketika Lee menderita, ketika dia dalam kesakitan, dan hatinya seolah akan hancur berkeping-keping. Setiap perkataan Guy selalu menyelamatkannya. Lagi dan lagi.
Bahkan sekarang, Lee merasa teguh hati setelah mendengarkan perkataan Guy.
Dia ingin suatu hari nanti bisa menjadi seorang pria yang memukau seperti Guy. Dia ingin menjadi laki-laki yang bisa memberikan harapan dengan hangat kepada jiwa-jiwa yang kebingungan dan hilang seperti dirinya saat ini.
Itu adalah impian yang akan dipegang oleh Lee, Impian ketika dia sudah terbangun dari tidurnya.
"Ngomong-ngomong Guy-sensei. Apa yang sedang kau lakukan disini?" Kata-kata itu terlontar dari Lee, ditanggapi oleh Guy dengan obrolan ringan.
"Latihan pagi tentunya, aku pikir bahwa aku akan menghabiskan hariku dengan mengelilingi desa kembali, selanjutnya memutari desa. Bagaimana dengan itu Lee? Apakah kau mau bergabung denganku?"
"Terima kasih, tapi aku telah melakukan latihan semacam itu."
"Hebat! Akan tetapi, masalah yang mengganggu adalah.. Kau terlihat belum menyelesaikan sesuatu. Iya kan?"
Mata Lee terbuka lebar-lebar, terkejut dengan pengamatan Guy yang tajam.
"Ba-bagaimana kau bisa tahu?"
"Hanya dengan melihatmu sekilas saja sudah cukup untuk menyadari bahwa kau menghabiskan sepanjang malam untuk latihan dan kau juga sedang mencemaskan sesuatu. Kau pikir berapa lama aku menghabiskan masa mudaku bersama denganmu? Itulah kenapa dari awal aku katakan padamu 'semangat muda' di awal pagi."
Hal yang dikatakan Guy membuat Lee menyadari betapa kacaunya penampilannya. Dia diselimuti lumpur dan memang penampilannya tidak sedap dipandang mata. Dia beberapa kali tersandung karena kelelahan, jatuh dan tergulung di tanah. Banyak kotoran yang ditinggalkan dari semua yang telah dijalaninya.
"Kau sepertinya juga risau masalah hadiah pernikahan kan? Itu benar?"
Lee menjadi panik dengan pertanyaan Guy yang tajam.
"Guy-sensei. Kau bisa membaca pikiranku ya?"
"Tidak! Itu karena aku juga diundang ke pernikahan."
Guy juga risau soal hadiah pernikahan. Sama seperti Lee.
Semuanya akan baik-baik saja selama hadiah pernikahannya tidak biasa.
Tetapi masalahnya terletak pada.. Memastikan apakah kadonya tidak terlalu aneh juga.
Tidakkah ada kado penikahan yang mengkombinasikan perasaan yang ingin disampaikan? Suatu hal seperti perasaan kemenangan yang bersinar-sinar, persahabatan dan kerja keras?
Lee dan Guy memeras otaknya untuk berpikir soal itu. Menemukan jawabannya.
Kado macam apa yang akan mewujudkan semangat masa muda?
Benarkah ada kado semacam itu di dunia ini?
Sesuatu yang mewakili semangat muda. Ini seperti bagaimana keduanya terlihat pintar dengan memakai pakaian ketat berwarna hijau.
Ketika kau berkata soal 'Masa muda yang membara' Hal pertama yang akan muncul dalam pikiranmu tak jauh dari keringat dan air mata bukan?
Bisakah keringat dan air mata entah bagaimana berubah menjadi suatu kado? Tidak?
Untuk memulainya dengan orang yang hidup tanpa apapun tetapi memiliki kemauan kuat. Bukankah begitu?
Akankah 'kari' menjadi pilihan yang tepat? Yang biasa ataukah ekstra pedas?
Percakapan mereka telah sampai pada puncaknya.
--- Konoha Hiden Chapter 01 | Translate by Dunia Naruto Indonesia ---
"Tidak sama sekali." Lee mengatakannya dengan menggebu-gebu. "Orang-orang jaman sekarang pasti berpikir jika kari dengan nasi berbumbu itu lebih baik."
"Tunggu! Tahan Lee." Guy memegang tangannya dan memotong pembicaraannya. "Kita sudah keluar dari topik terlalu banyak. Pada masalah seperti ini kita harus konsentrasi. Kita harus mengingat kembali pokok pembicaraan kita."
"Jadi kita harus kembali ke pokoknya?"
"Ya! Masalah pokok dari hadiah pernikahan sebenarnya adalah pernikahan itu sendiri. Iya kan?"
Entah bagaimana, percakapan mereka sekarang berbalik menjadi terlalu filosofis.
Ketika Lee gagal menambahkan kata-kata dalam pembicaraan itu. Guy kemudian bertanya pertanyaan yang lain.
"Berpikirlah seperti ini: Apakah sesuatu yang harus pasti kau bawa ketika pergi ke pernikahan?"
Pandangan Lee terfokus ketika dia memikirkan pertanyaan itu dengan serius.
Apakah pernikahan itu? Sesuatu yang dibutuhkan untuk penikahan..
Pernikahan adalah suatu upacara dimana dua orang yang saling mencintai akan menjadi suami dan istri. Pada masalah ini, sesuatu yang penting pasti dibutuhkan untuk upacaranya.
"Cinta..." Lee berkata sambil menatap lurus Guy, meskipun dia malu jika menyangkut hal semacam itu. "Itu yang dibutuhkan. Benar?"
"Itu sangat puitis, tapi Lee . Tidakkah itu jawaban yang seharusnya di jawab oleh pengantin perempuan dan pengantin laki-laki?"
Lee merasa seperti tersambar petir mendengar perkataan Guy. Seluruh tubuhnya menegang seperti terkena jutsu Raiton. Tanpa disadari, suara "AAHH" keluar dari mulutnya.
"It-u .. Itu benar..!!" Kata Lee. "Jika pengantin perempuan dan pengantin laki-laki tidak disana, tidak akan ada upacara pernikahan...!"
"Benar? Upacara pernikahan tanpa pengantin perempuan dan pengantin laki-laki hanya akan jadi upacara yang tidak menarik, bukan sebuah pernikahan. Upacaranya jadi tak berguna, tanpa arti."
Lee membabi buta.
Guy mungkin terlihat seperti orang yang merutuk dan kikuk. Tapi sebenarnya dia adalah seorang pemikir. Dia bisa melihat cover luar seseorang dari pokok masalahnya. Bagi Lee, Guy selalu menjadi 'sesuatu' yang akan dipandang tinggi dan Lee bercita-cita menjadi sepertinya juga.
"Masalahnya, kita perlu berpikir tentang ini dari sudut pandang pengantin perempuan dan pengantin laki-laki, dan membawakan hadiah yang akan diterima mereka dengan senang hati. Itu akan jadi yang terbaik. Iya kan?"
"Tepat!" ucap Gai. "Baiklah, lalu aku akan memikirkan hadiah untuk pengantin laki-laki."
"Roger. Guy-sensei!"
"Jangan memikirkan ini dari sudut pandang kita sebagai pemberi hadiah, tetapi dari sudut pandang penerima hadiahnya."
Dua lelaki dengan model rambut ala mangkok dan alis tebal saling bertatap muka, saling bergenggaman tangan, berpikir serius tentang masalah ini. Cukup untuk menjadi sebuah tontonan di awal pagi.
Lee mencoba berpikir mati-matian mengenai sudut pandang pengantin perempuan.
Jika aku adalah pengantin perempuan, kemudian aku memakai gaun pengantin dan pergi ke pernikahanku .. Dan setelah itu...
Pernikahan, kelahiran anak, pekerjaan rumah, perawatan.
Kata-kata dan gambaran-gambaran tiba-tiba terlintas dipikiran Lee dengan berturut-turut.
Pergi berlayar dengan menggendong bayi di tangan.
Menggendong bayi di punggung seperti aku membuka gerbang Hachimon, Gerbang ke-7 Kyoumon!
Mempunyai bayi adalah hal mengejutkan, suatu hal yang serius.
Untuk membesarkan dan menjaga anak, lalu pastinya kau akan butuh kekuatan fisik dan ekonomi. Benar kan?
Secara cepat, gambaran-gambaran itu memasuki pikiran Lee. Dia tak bisa membayangkan, Hinata dengan sabar menggendong anaknya dan Naruto memandangi mereka berdua.
Dan kemudian Lee menyadari, jika dia sudah menghabiskan seluruh waktunya untuk memberikan Naruto hadiah pernikahan, hanya tak sengaja berpikir soal perasaan pengantin perempuan yang membuatnya menyadarinya. Pernikahan bukanlah sesuatu yang bisa kau kerjakan dengan dirimu sendiri.
Bisa dibilang kalau kado terbaik untuk seseorang adalah.. nantinya akan menjadi seorang ibu.
Lee masih mengingat baik-baik perkataan Neji.. "Lebih dari stamina dan kekuatan fisik...."
Perkataan Neji di dalam mimpi itu datang lagi di pikirannya.
Aku akhirnya mengerti Neji. Kau sebenarnya mengkhawatirkan Hinata kan?
Lee mengangguk. Kemudian.....
"Aku tau...!!" Lee mengatakannya dengan penuh kelegaan. "Untuk melindungi 'rumah' dan keluarga, kekuatan fisik memang diperlukan. Diatas semuanya.. Mungkin itulah tingkatan teratasnya."
Guy mengangguk lalu menjawab. " Sekarang ini, aku pikir jika pekerjaannya adalah membenarkan segala hal yang salah di sekitar rumahnya. Mengendalikan hama pengganggu, membetulkan saluran pipa air, mengangkut bahan-bahan makanan. Seseorang harus meningkatkan kekuatan otot lengannya untuk tugas macam ini. Pada masalah ini jawaban kita berdua harus sama. Hadiah terbaik yang akan kita berikan adalah....." Guy menyeringai dengan gembira kepada Lee.
"....Dumbble!!"
Lee menyadari. Air matanya tumpah keluar dari matanya.
"Aku juga..." Lee mendengus. "Sudah benar sejak awal, sejak aku memutari desa sebanyak dua kali. Aku juga memikirkan hal yang sama."
Air mata semakin meleleh, jatuh tak terkendali di wajah Lee.
"Guy senseiiiii.... Guy senseiiiii!!! " Lee terisak, melempar dirinya ke dalam pelukan gurunya.
Lee luar biasa gembira, pikirannya tidaklah salah. Gurunya menyetujui idenya. Kebahagiaan mereka sangat murni dan sederhana.
Guy juga menangis, air mata membanjiri pipinya. Guy mempererat pelukannya. "Lee, kau dapatkan 'dumbble' untuk tangan kanan dan aku akan dapatkan 'dumbble' untuk tangan kiriiiiiiiiii."
Guy berteriak, meneriakkan keatas dengan sangat lantang, keras sekali. "UOOO..!! AKU AKAN MENDAPATKAN DUUUUMBBLEEEE YANG KIRI!!!"
Untuk sementara waktu mereka saling berpelukan dan menangis.
Berterima kasih pada Guy, Lee akhirnya menemukan hadiah untuk pernikahan yang sesuai dengan perasaannya pada pasangan itu. Hatinya terasa cerah dan jernih.
Segera setelah mendapatkan pencerahan itu, mereka lantas pergi untuk membeli 'dumbbell' . Penjualnya sangat terkejut karena telah menjual dua 'dumbbell' di awal pagi seperti ini.
Tolong lihat ini Neji. Aku tunjukkan kado pernikahan yang telah ku dapatkan. Ini.. 'Dumbble'.
Guy menyeringai, terlihat jelas di Mata Lee.
"Lee! Dengan ini persiapan kita untuk pernikahan sudah lengkap."
"Ya! 'Beban' yang kita bawa ini pasti akan menjadi kado pernikahan terbaik untuk mereka."
"Yoo!! Ayo kita berlomba. Kado siapa yang akan dipegang oleh mereka lebih dahulu. Kita mulai ya!"
Sejenak setelah Guy mengatakannya, dia dengan berapi-api memutar roda-roda pada kursi rodanya. Menanjakkan kursi rodanya di depan Lee, menyisakan tiupan angin dan debu-debu kotor yang beterbangan.
Lee terbelalak, perlahan punggung gurunya yang berada di kursi roda itu menghilang ditelan jarak.
"Tunggu aku...!! Senseiii....!!"
Hari ini juga, Konohagakure dipenuhi dengan sangat banyak suasana 'masa muda'.
Jadi..... Perlu di catat.
Setelah itu Kakashi harus menerima kenyataan. Dia menerima banyak komplain yang semua berisi hal yang sama.
"Pagi-pagi buta. Dua orang aneh menangis dan berteriak-teriak soal suatu hal di belakang rumahku. Sangat berisik!"
--- Bersambung ke Novel Konoha Hiden Chapter 02 --- ‪#‎KonohaHiden‬
[T/N] :
• Dumbble adalah sejenis alat olahraga (fitness) dengan dua bulatan di ujungnya. Ukurannya biasanya tidak terlalu besar.
• Silahkan membeli novel aslinya (barangkali kalau sudah keluar di Indonesia, tapi untuk saat ini masih tersedia di Jepang) untuk menghargai karya pengarang aslinya.
Read More ->>
Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Followers



Flag Counter
Facebook  Twitter  Google+ Instagram Linkedin Path Yahoo
Mangekyo Sharingan
Mangekyo Sharingan