Minggu, 08 November 2015
NOVEL KONOHA HIDEN BAHASA INDONESIA – CHAPTER 3 (Bagian Pertama)
NOVEL KONOHA HIDEN BAHASA INDONESIA – CHAPTER 3 (Bagian Pertama)
--- Penulis: Shō Hinata ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---
--- English Translation: Cacatua Tumblr ---
--- Indonesian Translation: Rifkage (Hanabi #Rifkage)
The Perfect Day for a Wedding Celebration
~ Daging dan Uap
Chapter Sebelumnya -- Chapter 2
Tenten yang awalnya ragu memberikan “Kunai” sebagai kado pernikahan Naruto-Hinata menjadi teguh kembali akan keyakinannya setelah Lee datang padanya dengan memakai costum aneh ala ibu-ibu rumah tangga dan make up yang belepotan. Lee juga membawa “‘Dumbbell’” di tangannya, memberitahu tenten kalau dia dan guru Guy ingin memberikan “‘Dumbbell’” sebagai kado pernikahan. Mendengar penjelasan Lee akhirnya tenten dengan mantap memutuskan untuk memberikan “Kunai” sebagai kado pernikahan.
Selanjutnya.......
--- Konoha Hiden Chapter 3 Bagian Pertama ǀ Translate by Naruto Fans Club Indonesia ---
Api itu berpendar, berkedip dan bergoyang dari sisi ke sisi.
Aku selalu bertanya-tanya mengapa orang-orang selalu tampak tenang ketika melihat api?
Keingintahuan itu tiba-tiba muncul di dalam pikiran Nara Shikamaru.
Mungkin hal ini sudah dimulai sejak generasi-generasi sebelumnya, ketika orang-orang masih belum mengenal peradapan. Pada era itu api adalah teman setia manusia.
Api telah menerangi sekeliling mereka dan membuat mereka aman dari kegelapan malam. Api melindungi orang-orang dari dingin dan penyerang-penyerang asing. Api juga dapat digunakan sebagai tanda, untuk menemukan lokasi rekan-rekanmu dan menemukan jalan pulang ke rumah.
Tahun demi tahun, aktivitas ini mendarah daging di dalam gen manusia, tentunya di dalam diri shikamaru juga. Itulah kenapa saat duduk di depan api yang hangat, dia merasakan perasaan yang menenangkan.
Rasa itu juga diteruskan ke dalam "tekad api konoha".
Dari orang tua ke anaknya, dari anak ke cucunya, dari guru ke muridnya, dari teman ke temannya.
Perasaanmu terikat satu sama lain. Terhubung.
Mungkin tekad api konoha juga berawal dari api kecil yang bisa dinyalakan dengan mudah oleh orang-orang.
Api ini tidak mudah lenyap, bahkan sampai sekarang api terus diwariskan dari individu ke individu yang lainnya, masih menyala-nyala dan berkobar.
Hal itu adalah hubungan dari generasi ke generasi yang pada akhirnya membuat api itu terasa sangat menenangkan. Tidak peduli seberapa banyak waktu berlalu, setiap sel di dalam tubuh shikamaru terbekas dalam ingatan-ingatan yang sebelumnya dan menemukan api sebagai sesuatu yang mendatangkan rasa nyaman.
Orang-orang akan menggunakan api untuk memasak makanan ataupun duduk di sekitarnya, memandangi api ketika mereka makan, sebelum mereka menyadari apa yang terjadi jika mereka sedang berkumpul disekitarnya dengan orang-orang yang mereka sayangi.
Entah itu dimasa lalu ataupun masa sekarang, pandangan itu tidak pernah berubah. Faktanya, pada saat ini shikamaru sedang duduk di depan api yang hangat, sedang makan bersama teman baiknya – Akimichi Chouji.
Obrolan. Tawa. Dentingan alat-alat makan, dan suara dominan desisan daging yang sedang dipanggang.
Yakiniku Q.
Tempat biasanya Shikamaru dan rekan-rekannya berkumpul.
Ketika datang ke restoran barbeque seperti ini, orang-orang biasa mengira kalau restoran akan ramai pada malam hari saja dan tidak ramai pada siang hari. Tetapi.. Yakiniku Q adalah perkecualian, selalu dibanjiri pelanggang baik siang ataupun malam. Dagingnya murah dan berkualitas tinggi, sehingga restoran ini menjadi sangat populer.
Dan juga seperti sekarang, ketika jam makan siang tiba, Yakiniku Q tidak ada bedanya dengan arena pertempuran.
Pemesan makanan memanggil-manggil dari semua tempat duduk di setiap sisi. Meminta pesanan beer atau teh oolong atau alat-alat makan yang memenuhi tangan pelayan-pelayan restoran yang sedang tergesa-gesa, mereka tergesa-gesa di sekeliling kedai, mengitari pelanggan dengan tergesa pula. Restoran itu sangat sibuk.
Shikamaru sedang melirik keadaan kebingungan para pelayan itu, sambil meletakkan selembar daging di panggangan.
Warna merah tua daging terlihat hampir-hampir mengkilap, lemak-lemak pada daging juga terlihat mengkilap seperti mutiara. Membuktikan kalau dagingnya masih segar. Suara desisan daging yang dipanggang bercampur dengan aroma yang lezat yang memenuhi seluruh restoran benar-benar bisa menimbulkan air liur menetes.
Shikamaru dan chouji memutuskan untuk makan siang disini seperti biasa.
Dia baru memutuskan untuk makan disini belum lama tadi.
--- Konoha Hiden Chapter 3 Bagian Pertama ǀ Translate by Naruto Fans Club Indonesia ---
Shikamaru pergi keluar untuk berbelanja, namun dia bertemu Chouji di tengah jalan dan berbincang-bincang dengannya.
Kemudian Chouji berkata “ini waktunya makan siang jadi bagaimana kalau kita makan daging bersama?” Dan disinilah mereka biasanya berada.. Yakiniku Q.
Shikamaru memasuki Yakiniku Q dengan niat mampir sebentar saja seperti yang orang-orang lakukan di kedai teh. Tetapi Chouji selalu melakukan ini.
‘Daging’ kata chouji – Seolah-olah! Chouji tidak pernah duduk tanpa niat untuk memakan semua yang bisa dimakannya.
Daging shikamaru di panggangan sudah mulai terlihat menarik untuk di makan. Dia mengulurkan sumpit dan membaliknya. Semua sisinya nampak terpanggang dengan cantik.
Jika dagingnya dipanggang terlalu lama maka akan menjadi sangat alot. Kau harus selalu memperhatikan agar dagingnya tidak terlalu matang.
Beberapa orang suka membiarkan dagingnya termasak sendiri di panggangan untuk beberapa waktu, hal tersebut dilakukan berdasarkan nalurinya. Tetapi penelitian baru-baru ini menyimpulkan apabila orang tersebut ujung-ujungnya akan memasak daging terlalu lama.
Atau.. setidaknya itulah yang dibicarakan Chouji kepada Shikamaru saat mereka berdua sedang mengobrol.
Chouji sendiri sebenarnya sedang berada di tengah-tengah pemanggang daging yang terlalu matang itu. Memakan daging panggang yang tidak dimasak secara sempurna.
Chouji memiliki kecenderungan makan daging ketika daging itu masih setengah matang. Shikamaru pikir akan lebih baik kalau daging itu dipanggang sebentar lagi.
Potongan daging di panggangannya nampaknya sudah siap untuk di makan. Tetapi ketika shikamaru mengulurkan sumpit untuk mengambilnya dari panggangan, dagingnya telah direnggut di depan matanya.
Chouji. Dia telah mengambil dagingnya dan menjejalkannya ke mulutnya dengan penuh suara kepuasan.
“I-itu.. Dagingku!”
“Huuh? Ohh.. Maaf Shikamaru. Aku melihat dagingnya sudah siap makan, tanpa aku sadari tanganku……….”Chouji menunjukkan permintaan maafnya karena tanpa disengaja dia telah mengambil daging yang salah.
“Ah! Baiklah.. tidak apa-apa. Lagipula, masih cukup banyak daging yang bisa dimakan.”
Jadi Shikamaru meletakkan lembaran daging yang lainnya di atas panggangan. Dia menoleh kearah chouji, menyeringai lebar, kemudian berkata:
“Lagipula lebih baik kau makan daripada dagingnya terbakar sampai garing bukan?”
Chouji meringis kearah temannya, dan kemudian kembali fokus mengkunyah daging yang salah ambil tadi. Menambahkan nasi juga.
“Dagingnya benar-benar enak." Dia bergumam sembari mengkunyah daging itu.
Shikamaru menatapnya, bertanya-tanya apakah Chouji terlihat patut dengan komentarnya tadi.
“Memasak dengan panggangan arang memang benar-benar sulit bagi orang amatir.” Chouji melanjutkan “ jadi, ketika memasak dan memakan banyak daging dalam waktu yang bersamaan paling baik menggunakan panggangan dari gas. Mereka benar-benar memilih metode yang baik untuk memasak daging dengan baik.”
Ya, Chouji adalah orang yang tidak tanggap pada situasi. Dia berkomentar tentang cara memasak daging yang baik.
Sambil berbicara Chouji terus menelan lebih banyak nasi juga. Waw! Kalau begini terus maka nasinya akan segera habis dalam sekejab.
Entah mengapa.. Shikamaru rasanya ingin melambaikan tangannya, menghentikan kesibukan dan kebingungan para pelayan restoran, ingin memesan nasi lagi.
Sikap chouji yang masa bodoh dengan nafsu makannya yang besar akan membuat orang lain tercengang ketika melihatnya makan. Entah bagaimana, saat melihat chouji makan, shikamaru jadi merasa kenyang walaupun dia tidak makan banyak, walaupun dagingnya sudah direnggut di depan matanya.
Shikamaru tidak perlu memastikan kalau chouji akan makan dengan kenyang. Yah.. Akhirnya dia menyorongkan dua lembar dagingnya di atas panggangan Chouji.
Chouji memegang sumpitnya dengan skill yang mengerikan, dalam sekejab daging-daging itu langsung lenyap. Satu demi satu daging-daging yang bejejeran di atas panggangan itu hampir lenyap semua ke dalam mulut Chouji.
Chouji nampak amat senang setelah menghabiskan banyak daging. Yang terpenting sekarang, dia lebih terlihat berwibawa bahkan ketika dia makan.
Daging, nasi, daging, nasi, daging, nasi, daging, daging, daging.. Chouji melanjutkan makan tanpa berhenti. Dalam pandangan Shikamaru, dia menyimpulkan bahwa dia mempunyai kesan baru terhadap jenggotnya Chouji, yang membuat Chouji terkesan berwibawa.
Akhir-akhir ini penampilan Chouji sedikit berubah.
Hal pertama yang mudah ditangkap oleh mata adalah perubahan pada jenggotnya. Jenggotnya tumbuh lebih panjang namun tetap rapi dan dirawat dengan baik, selain itu perubahan lain yang bisa dilihat adalah pada gaya rambutnya. Gaya rambut chouji sedikit lebih pendek dan diatur dengan rapi, sedikit klimis. Penampilan keseluruhan Chouji kini lebih bersih, rapi, dan enak dipandang.
Tidak diragukan lagi soal itu…. Jenggot, jika kau memadukan antara rambut dan penampilan terbarunya yang berbeda ini maka kau akan melihat chouji yang sekarang, chouji yang berpenampilan seperti lelaki dewasa yang terhormat. Shikamaru yang mengenalnya selama bertahun-tahun saja memandang chouji lebih berwibawa dengan penampilan barunya juga, bahkan ketika dia sedang makan.
"Mungkin.. Aku juga seharusnya memelihara jenggot." Shikamaru bergumam sambil menyandarkan tubuhnya di punggung kursi.
"Eh? Kenapa kau ingin melakukannya?" Sesaat chouji berhenti dari aksi makannya yang sangat gila itu, dia mendongak.
Seakan-akan kehilangan nafsu makannya, chouji mendengarkan dengan seksama ketika Shikamaru berbicara. Shikamaru mengakui fakta itu, kemudian lanjut bicara.
"Tidak sepertimu, aku tidak berubah sama sekali sejak aku anak-anak. Iya kan?" Kata Shikamaru sambil menyentuh rambut di puncak kepalanya.
Rambut Shikamaru selalu seperti ini, bahkan sejak dia anak-anak. Gaya rambutnya sangat sederhana, rambut panjangnya terkumpul dan diikat rapi di atas kepalanya. Ini tak berarti kalau dia menjaga gaya rambutnya seperti itu atau sejenisnya. Untuk seorang pemalas seperti shikamaru, kesepakatan soal gaya rambut adalah hal yang mudah.
Barangkali dia menentukan gaya rambut dan pakaiannya sesederhana mungkin dan semudah mungkin.
Namun, tidak berarti dia mati-matian bertahan pada hal-hal yang mudah dan sederhana sampai akhir atau hal lain semacamnya. Jadi kau tidak bisa mengatakan kalau ini semua memang kemauannya. Tetapi karena... Dia tak terlalu peduli akan semua itu.
Shikamaru tidak paham tentang orang-orang yang secara tak masuk akal ingin merubah penampilan mereka. Beberapa diantara mereka terlalu ribet dalam hal memilih pakaian ataupun berpura-pura menjadi superior. Shikamaru pikir.. Pakaian terbaik adalah pakaian yang dapat dipakai dimana saja, kapan saja. Yang membuatmu nyaman ketika melihat awan ataupun tidur siang.
Saat shikamaru masih anak-anak. Dia pikir 'jika aku bisa, aku ingin menghabiskan waktuku setiap hari untuk duduk di depan api dan melihat nyala api.'
Anak kecil yang seperti itu jelas berbeda dengan anak-anak lain yang lebih memikirkan dunia ataupun lingkungannya. Jadi tidak heran apabila dia tidak memperhatikan gaya rambut dan pakaiannya.
Namun ketika melihat teman baiknya yang telah dikenalnya selama bertahun-tahun tiba-tiba berubah penampilannya seperti lelaki dewasa yang berwibawa, membuat shikamaru berpikir.
Shikamaru sudah menjadi chunin dalam usia yang sangat muda. Demikian pula.. Dia dilibatkan dalam banyak pekerjaan yang menyangkut administrasi desa. Sebagai contoh.. dia ditunjuk sebagai pengawas ujian chunin dan itu membuatnya harus mengikuti banyak rapat baik di dalam ataupun di luar desa. Dan disetiap rapat itu, dia benar-benar dikelilingi oleh orang-orang yang usianya lebih tua daripada dia.
Ketika dia menyadari dirinya dibebani dengan misi-misi seperti itu, Shikamaru biasanya berpikir 'Terlihatlah seperti orang dewasa.' Atau 'berubahlah seperti orang dewasa.' Atau 'kelakuanmu harus matang seperti orang dewasa.'
Shikamaru seolah kerasukan setiap karakter dari lingkungan pergaulannya....
'Berperilaku seperti orang dewasa.'
Saat ini, hal itu tiba-tiba datang kepikirannya, membandingkan dirinya yang tidak pernah berubah sedikitpun sejak dia anak-anak dengan chouji yang berpenampilan matang yang kini sedang berada di depannya. Dan hasilnya, shikamaru berkomentar kalau dia ingin mempunyai jenggot.
"Orang-orang selalu berkata kalau aku sama sekali belum berubah ketika mereka melihatku." Shikamaru bersungut-sungut.
Chouji mendongak dan memiringkan kepalanya, terlihat bingung dengan pernyataan shikamaru.
"Mungkin yang mereka maksud adalah gaya rambutmu kan?" Chouji berhenti sejenak kemudian melihat kearah bawah, melihat piringnya yang sudah kosong. "Ah! Pelayan.. Pesan satu lagi ya!"
Setelah mengatakan pesanannya.. Chouji mengusap mulutnya dan kembali melihat kearah shikamaru. "Jika kau bertanya padaku.. Aku rasa kau sudah banyak berubah sejak lama kok."
"Benarkah?" Tanya shikamaru, "apa aku sudah terlihat seperti orang dewasa?"
"Yeah. Mungkin karena kau sering menghadiri rapat penting perserikatan shinobi. Jika dibandingkan dengan kau yang dulu.. Kurasa sekarang kau sudah berubah.. Terlihat lebih mantap dan cakap. Aku satu-satunya orang yang mengatakannya, jadi aku tak akan salah."
Chouji memberinya pujian.
"Ah! Sekarang kau mengatakannya. Banyak orang mengatakan kalau aku kelihatan seperti ayahku."
Mungkin shikamaru sendiri tidak dapat melihatnya,sebab dia melihat dirinya di cermin setiap hari.
Hal itu tidaklah membantu, namun dia berpikir dengan memiliki jenggot akan membuatnya terlihat sedikit berwibawa.
Shikamaru meletakkan tangannya di dagunya yang saat ini dicukur bersih itu.. Dia terus berpikir soal masalah ini. Tak terasa daging pesanan Chouji sudah datang.
Sepiring besar, tapi pasti orang lain akan terkejut ketika mendengar kalau porsi ini bukan untuk dua orang. Lupakan untuk dua orang, sebenarnya porsi itu hampir kurang untuk dimakan chouji seorang. Hal tersebut pastinya akan mengejutkan orang-orang juga, namun para pelayan dan pelanggan tetap disini sudah mengetahui kebiasaan makan chouji ini. Jadi.. Tak ada seorangpun yang akan tercengang.
Ketika kita semua datang kemari untuk pertama kalinya, kita memesan layanan super besar juga. Iya kan?
Shikamaru mengingat kembali saat-saat ketika tim 10 masih baru saja menjadi genin.
Tim 10 juga merayakan keselamatan dalam misi pertama mereka di tempat ini.
Dan setelah itu, setelahnya.. Sehabis misi.. Mereka jadi sering berkunjung ke restaurant ini.
Mereka berempat akan duduk di meja yang sama dan shikamaru akan duduk di tempat duduk dilantai yang hanya beralas ini.
--- Konoha Hiden Chapter 3 Bagian Pertama ǀ Translate by Naruto Fans Club Indonesia ---
//*Flash back*
Chouji diteriaki oleh teman satu timnya - Ino.
"Hey!" Teriaknya. "Chouji! Kau memakan dagingku!"
"Diam!" Shikamaru menggerutu mendengar suara berisik Ino.
Ini adalah sebuah kesalahan, Ino memandang shikamaru dengan sarkatik. "Apa yang kau maksud dengan menyuruhku diam? Itu dagingku! Apakah kau ingin mengatakan kalau kau mau memasak lagi dagingnya?"
Sekarang malah Shikamaru yang jadi Sasarannya, sungguh memalukan.
“Apa-apaan ini?” Shikamaru protes dengan pelan, lalu meletakkan daging diatas panggangan. “Kenapa harus aku yang memasak lagi? Ughh.. Ini merepotkan!”
Kenapa wanita itu begitu aneh? Pikir shikamaru sambil membalik daging itu.
Pertama ada orang terdekat dengannya yaitu ibunya sendiri – Nara Yoshino, dia lebih galak daripada wanita-wanita kebanyakan, aneh.
Bagaimana bisa ayahnya suka pada wanita semacam itu, kemudian dia berpikir “Aku akan menikahinya”. Shikamaru tentu tidak bisa mengerti hal itu.
“Ini harusnya cukup kan?”
Dagingnya sudah matang, bersamaan dengan komentarnya Shikamaru Ino mengulurkan sumpitnya, terlihat aura kepuasan di wajahnya.
Tetapi daging itu kemudian mendadak lenyap.
Ini bukan karena fenomena supranatural, tapi… itu karena Chouji. Ino meletakkan sumpitnya kemudian mulai berteriak.
“Apa tujuanmu? Kau sengaja kan?” Ino berteriak. “Kau melakukan ini dengan sengaja kan?”
“A-aku ha-nya melihat da-ging.”Chouji berbicara dengan tergagap-gagap.
“Jangan pikir kau bisa lolos dengan alasanmu yang tak jelas itu ya!”
Ino mencengkeram kerah chouji, masih berteriak-teriak. Bingung dengan reaksi Ino, Chouji masih belum melepaskan mangkuk atau sumpitnya. Shikamaru menggerutu karena pada akhirnya dia yang harus memanggang daging lagi, mulai meletakkan daging-daging itu di atas panggangan.
Peristiwa semacam ini sudah biasa terjadi di dalam timnya, dan kemudian…..
Ada seseorang yang akan terlihat sumringah saat melihat kelakuan mereka bertiga.
Asuma………….
//*Flash back end**
Shikamaru memikirkan kembali masa-masa itu, dia melihat kearah tempat duduk yang biasa diduduki oleh Asuma.
Shikamaru, Chouji, Ino dan Asuma. Keempatnya biasa datang ke restoran ini setelah menyelesaikan setiap misi mereka. Mereka berkerumun di sekeliling meja ini.
Dulu, Shikamaru berpikir kalau hidupnya akan terus menerus seperti itu.
Memang mustahil jika membayangkan seseorang akan terus berada di siklus masa mudanya, tapi entah kenapa diri shikamaru yang dulu selalu memikirkannya. Dia tidak pernah membayangkan bagaimana nanti dia akan tumbuh dan berkembang menjadi seperti apa.
Meskipun seluruh waktu telah bergulir.
Ino sekarang sudah menjadi lebih feminim. Nafsu makan chouji tidak berubah, tetapi secara penampilan sudah berubah, dia menumbuhkan jenggot. Bahkan shikamaru juga sudah berubah sebelum dia menyadarinya. Dan asuma………… sudah tidak disini lagi.
Mereka berempat tidak bisa bersama-sama lagi.
Restoran ini, tempat duduk ini, segalanya tenggelam ke dalam memori.. saat-saat yang membahagiakan itu.. saat-saat yang tidak bisa diulang kembali oleh shikamaru.
Itu karena Shikamaru tidak ingin melupakan memori-memori itu, memori yang terpaut di dalam restoran ini, sekarangpun.
Ketika Shikamaru dikelilingi oleh aroma wangi daging masak yang sangat familiar baginya, dia bisa saja jatuh ke dalam halusinasi.. menganggap aroma itu sama seperti asap rokok yang terkepul di sekitarnya juga.
Asuma sudah dewasa.
Jenggotnya selalu berbau tembakau karena terlalu seringnya merokok. Tak peduli seperti apa situasinya, dia selalu tenang, tenang dan lembut.
Asuma sudah banyak melakukan perjalanan saat dia masih muda, oleh karena itu dia mendapatkan banyak pengetahuan dan skillnya sebagai seorang shinobi juga mengagumkan. Dia mirip ayahnya dan juga mirip dengan kakak laki-lakinya. Dia selalu mentraktir daging shikamaru dan teman-teman satu timnya.
Kalau memikirkan hal itu lagi.. wajah Asuma akan selalu perlahan-lahan pucat melihat nafsu makan chouji yang rakus. Dia kemudian dengan penuh ketakutan mengobrak-abrik dompetnya, memastikan kalau uangnya akan cukup.
Sekarang, Shikamaru dan rekan satu timnya membayar sendiri-sendiri daging mereka, dengan uang hasil mereka sendiri.
Shikamaru bertanya-tanya mampukah dia menjadi orang dewasa yang sedikit mirip dengan asuma.
Shikamaru mengambil kartu menu dan memegangnya, membolak-balik halamannya dan menghitung berapa jumlah yang harus dia bayar dari makanannya sendiri dan Chouji. Tentunya akan sangat mahal kalau dia mentraktir chouji, jika mereka membagi biayanya mereka pasti akan dengan aman dapat membayarnya.
Ouuhh.. Aku harus makan sedikit lagi kalau aku bisa….
Shikamaru melihat kebrutalan chouji dan cepatnya dia saat makan, mengulurkan daging-daging itu, seolah semua itu adalah dagingnya sendiri.
“Chomp…… Chomp… Chomp.. Pelayan! Aku pesan lagi.” Chouji memanggil-manggil pelayan dengaan kondisi mulut yang penuh dengan makanan err bukan… lebih tepatnya penuh dengan daging.
Akhirnya chouji berhenti makan, ya! Setidaknya untuk sementara waktu. Dia terlihat puas, kemudian meneguk secangkir the oolong. Ketika Shikamaru memastikan chouji sudah dapat ‘bernafas’ lagi, dia kemudian berbicara.
“Jadi, tentang yang kita bicarakan sebelumnya. Apa yang akan kau lakukan?”
“Huh? Makanan penutup ya?”
Kita tak pernah berbicara soal makanan penutup chouji!
“…… soal hadiah pernikahan Naruto-Hinata…”
“Oh.. Itu ya?”
Shikamaru mengeluh. Apakah Chouji lupa ya?
Sebenarnya tujuan utama shikamaru keluar rumah hari ini adalah untuk mencari hadiah pernikahan. Tak sengaja dia bertemu chouji di jalan, mereka sejenak membicarakan soal kado pernikahan yang akan mereka berikan.
Shikamaru masih belum memutuskan kado apa yang akan dia berikan. Dia masih memikirkan sebuah kado yang cocok untuk Naruto dan Hinata, kado yang akan senang hati diterima oleh mereka dan entah mengapa dia malah tidak bisa berpikir dengan baik, belum ada ide yang muncul soal itu.
Shikamaru belum berpengalaman soal hadiah pernikahan. Pada umumnya hal tersebut masih asing bagi Shikamaru.
Pada masalah ini, akan lebih baik baginya kalau dia membicarakan masalah ini dengan seseorang yang mempunyai jiwa sosial yang bagus. Dan ketika dia berada dalam masalah seperti ini, akan lebih baik lagi kalau dia mendengarkan pendapat dari seorang wanita. Sehingga Shikamaru akan pergi ke tempat Ino.
“Yamanaka Flowers”. Adalah nama toko bunga yang dikelola oleh keluarga Ino.
Ketika Shikamaru berbicara kepada Ino tentang masalah ini, Ino dengan segera pamer kalau dia sudah memutuskan kado pernikahannya. Seperti yang diduga, Ino akan memberikan kado pernikahan seputar ‘trend’ dan ‘fashion’ terbaru.
Ya! Seperti yang diharap. Memang seperti inilah rekan-rekan satu timnya. Shikamaru berpikir dan dia merasa lega.
“Jadi jika itu masalahnya, aku rasa akan bagus kalau aku membeli barang dari toko yang sama denganmu.” Kata shikamaru pada Ino. “Bisakah kau memberitahuku dimana tokonya?”
“Eh? Jadi kau akan meniruku membeli barang di toko yang sama? Tidak bisa! Lupakan itu!”
Sehingga seolah-olah dia sedang bertengkar dengan rekannya, karena itu shikamaru buru-buru meninggalkan tempat itu.
Setelahnya……..
“Aku menyerah.” Shikamaru menggerutu seraya berjalan mengelilingi desa, mensurvei toko-toko yang ada. Dia kebetulan bertemu dengan chouji di salah satu persimpangan jalan, kemudian yang terjadi adalah seperti sekarang ini, mereka berada di Yakiniku Q.
Tetapi nampaknya Chouji melupakan keseluruhan cerita ini karena terlalu tergila-gila pada daging. Bahkan sekarang, dia sedang makan beberapa ice cream. Kapan chouji memesan ice cream? Shikamaru tidak ingin mencari tahunya. Ada beberapa hal soal chouji yang tidak bisa dipahami.
Jujur, ketika membicarakan topik tentang hadiah pernikahan dengan chouji, pendapat chouji mungkin tak bisa diandalkan, beda dengan pendapat Ino.
Akan tetapi ketika shikamaru mencemaskan hadiah pernikahan itu, Chouji pasti bisa meredakan bebannya.
“Sebenarnya.. sedikit-banyak aku sudah memutuskannya.”
Chouji mengemukakan tanggapan yang tak terduga ketika shikamaru mengangkat duduknya.
“Jadi kau sudah memutuskan ya? Apa yang ingin kau berikan kepada mereka?”
“Yeah!” Chouji mengeluarkan sebuah benda tipis, Lembaran kertas persegi panjang. “Aku pikir aku akan memberikan ini kepada mereka.”
Chouji meletakkan benda itu di atas meja, Shikamaru segera mengambilnya agar benda itu tidak basah.
“Ini kan…”
Shikamaru tidak bisa mempercayai apa yang dilihatnya. Ini adalah kupon makan gratis di salah satu restoran termahal di konoha – “Restoran Ryotei”
“Anak muda seperti kita tidak biasa pergi ke tempat seperti itu.” Chouji berkata sambil meringis. “Tapi karena ini adalah kado pernikahan maka ini akan berpengaruh.”
Memang benar seperti yang dikatakan Chouji. Restoran itu terlalu formal dan terlalu mahal, jadi ‘anak muda’ tidak biasa pergi kesana. Tetapi kalau kupon gratis untuk makan disana diberikan sebagai kado pernikahan. Itu adalah ide yang benar-benar cemerlang.
Ini adalah sebuah kesempatan untuk pasangan, pergi ketempat yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya, sudah bisa dibayangkan kalau ini adalah kado pernikahan yang akan dinikmati oleh mereka. Tidak ada ide soal kado pernikahan yang sebijaksana ini.
Ini adalah hadiah pernikahan yang luar biasa. Bagaimana bisa chouji bisa dengan mudahnya melewatkan makanan dan restoran kelas tinggi seperti itu?
Chouji apakah kau benar-benar orang yang sama dengan yang selama ini ku kenal? Kau benar-benar tumbuh jauh lebih dewasa seperti yang kusadari.
Shikamaru melirik tiket elegan ditangannya kemudian pandangannya berpindah ke Chouji.. Ekpresi wajah chouji terlihat senang sembari memakan ice creamnya, benar-benar mengherankan.
Chouji terus memakan ice cream tanpa memperhatikan tatapan temannya. Sekejab, dia sudah berpindah ke mangkuk ice cream kedua.
“Ditambah lagi, ini adalah kesempatan yang bagus.” Chouji berkata seraya menjilati ice creamnya. “Makanan itu untuk tiga….”
Awalnya Shikamaru tidak mengerti apa maksud dibalik perkataan chouji itu. Waktu telah berlalu, terlalu dini untuk dipahami, keringat Shikamaru perlahan muncul di dahinya.
“Kau tidak mungkin bisa..” Shikamaru bertanya dengan lembut, dia merasa terkejut menerima alasan yang begitu berbeda. “Kau tidak berencana makan bersama mereka kan?”
Chouji mendongak dari balik ice creamnya kemudian tertawa. “Tidak! Meskipun itu adalah tipeku, namun aku tidak bermaksud ‘memperkenalkan makanan’ itu kepada pengantin baru kok.”
“B-benar. Memang begitulah seharusnya..”
“Aku meminta bantuan pemiliknya dan akan duduk di meja yang terpisah.”
“Serius kau?”
Tanpa berpikir lagi Shikamaru langsung mendongak kearah langit-langit, dia melihat kipas angin yang menggantung di langit-langit, kipas itu tak pernah berhenti berputar seperti biasanya.
Kipas di langit-langit itu terus berputar dengan tenang, Chouji diam-diam melanjutkan makannya, dia berniat menghabiskan ice creamnya.
--- Konoha Hiden Chapter 3 Bagian Pertama ǀ Translate by Dunia Naruto Indonesia ---
Dengan cepat, waktu makan siang telah usai. Dan pelanggan di restoran itu sudah berkurang, ketentraman kembali menyelimuti Yakiniku Q.
Suara kipas yang lemah itu mulai terdengar di restoran yang sudah lumayan tenang ini. Shikamaru mulai mencemaskan dirinya lagi.
Makanan berkelas tinggi yang didapat secara gratis.
Itu adalah kado yang sudah chouji siapkan, bukanlah sebuah kado yang tidak memiliki sisi buruk.
Namun…………..
Meskipun hal ini tidak mempunyai sisi buruk, mengapa dia harus mengatakan kalau untuk tiga orang? Apakah yang Ryotei restoran pikirkan tentang ini? Pasangan muda seharusnya sering pergi berdua dan butuh privasi untuk berduaan. Bermesraan tanpa adanya gangguan. Apakah Ryotei tidak punya pengertian soal itu? Jika untuk tiga orang sudah pasti kalau chouji akan berakhir dengan…….!!
Dalam hatinya.. Shikamaru mengkritik kebijakan restoran sambil memasang muka masam.
Pikirannya membayangkan Naruto dan Hinata berpakaian khusus untuk kesempatan yang jarang ini, untuk makan di restoran kelas tinggi ini – Ryoutei Restoran.
Dan kemudian, chouji berada di tempat duduk di belakang mereka. Memesan orderan lagi sembari mengawasi mereka.
…….akankah semuanya akan berjalan baik..?
Tidak! Sekarang ini Chouji baik-baik saja seperti biasanya. Dalam batasnya, ini memang benar-benar hadiah chouji. Dan sebenarnya sekarang masalah terbesarnya adalah diri Shikamaru sendiri, dia masih belum bisa memikirkan apapun. Dia sudah mengerahkan segenap pikirannya untuk menemukan ide bagus.
Shikamaru duduk dengan tegak dan kemudian dengan tenang mulai menutup matanya.
Kapanpun Shikamaru sedang berpikir keras mengenai suatu hal – sebagai contohnya di dalam game favoritnya, Shogi.. ataupun memikirkan strategi yang rumit ditengah-tengah misinya – dia memiliki sebuah kebiasaan yaitu.. duduk dengan cara tertentu ketika dia sedang berpikir. Dia tidak sengaja mencoba posisi itu, semuanya terjadi secara alami, ini adalah posisi dimana dia dapat berpikir dengan baik.
Tak seorangpun akan menduga kalau Shikamaru akhirnya harus beralih di posisi seperti ini ketika dia berada di tengah-tengah yakiniku Q. Dia sendiri juga tak pernah mengira kalau keadaannya akan menjadi serumit ini.
Shikamaru mengumpulkan pikiran-pikiran di dalam kepalanya, sesuatu yang akan cocok dibuat kado pernikahan.. beberapa kemungkinan dan pilihan sudah terbersit dalam benaknya.
--- Bersambung ke Novel Konoha Hiden Chapter 3 Bagian Kedua –
[T/N] :
- Maaf, karena cerita konoha hiden chapter 3 ini sekitar 35 halaman lebih makanya admin bagi menjadi dua bagian.
- Hargai hasil karya pengarang aslinya dengan membeli novel aslinya (Jika sudah terbit di Indonesia)
- Dumbbell adalah alat fitness sejenis barbell untuk satu tangan, ukurannya tidak terlalu besar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
About Me
- Unknown
Mengenai Saya
Followers
Blog Archive
-
▼
2015
(18)
-
▼
November
(18)
- NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 02 B...
- NOVEL KONOHA HIDEN BAHASA INDONESIA - PROLOG "SESU...
- NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 03 B...
- NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 03 B...
- NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 03 B...
- NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 03 B...
- NOVEL SHIKAMARU HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 11
- NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 04 B...
- NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 04 B...
- NOVEL KONOHA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 01
- NOVEL KAKASHI HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 06 ...
- NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 04 B...
- NOVEL KONOHA HIDEN BAHASA INDONESIA – CHAPTER 3 (B...
- NOVEL SHIKAMARU HIDEN BAHASA INDONESIA-CHAPTER 17
- Sannin
- Ibunya Karin
- ~Debat Pasangan Naruto yang Tak Pernah Terselesaikan~
- Senpou, Souzou Saisei
-
▼
November
(18)
Popular Posts
-
INFO PROFIL --------- IBUNYA KARIN (Nama belum diketahui) Dia adalah anggota Klan Uzumaki yang tinggal di Kusagakure. Debut: ...
-
NOVEL SHIKAMARU HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 11 --- Penulis: Takashi Yano --- --- Ilustrasi: Masashi Kishimoto --- --- English Tra...
-
NOVEL KONOHA HIDEN BAHASA INDONESIA - PROLOG "SESUATU DIBALIK UNDANGAN PERNIKAHAN" --- Penulis: Shō Hinata --- --- Ilustras...
-
NOVEL KONOHA HIDEN BAHASA INDONESIA – CHAPTER 3 (Bagian Pertama) --- Penulis: Shō Hinata --- --- Ilustrasi: Masashi Kishimo...
-
Souzou Saisei Tipe Elemen : - Pengguna : Tsunade Klasifikasi : Kinjutsu, Ninjutsu Medis Tipe Jutsu : Teknik Penyembuhan Jarak Serang ...
-
NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 04 BAGIAN 5 --- Penulis: Tomohito Ōsaki --- --- Ilustrasi: Masashi Kishimoto --- --- En...
-
NOVEL KONOHA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 01 --- Penulis: Shō Hinata --- --- Ilustrasi: Masashi Kishimoto --- --- English Transl...
-
SANNIN ____________ _________________ Sannin ( 伝説の三忍 , Densetsu no Sannin, secara harfiah 'Tiga Ninja Legendaris') adalah...
-
NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 03 BAGIAN 2 --- Penulis: Tomohito Ōsaki --- --- Ilustrasi: Masashi Kishimoto --- --- E...
-
NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 04 BAGIAN 3 --- Penulis: Tomohito Ōsaki --- --- Ilustrasi: Masashi Kishimoto --- --- En...
Blogger templates
Archive
-
▼
2015
(18)
-
▼
November
(18)
- NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 02 B...
- NOVEL KONOHA HIDEN BAHASA INDONESIA - PROLOG "SESU...
- NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 03 B...
- NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 03 B...
- NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 03 B...
- NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 03 B...
- NOVEL SHIKAMARU HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 11
- NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 04 B...
- NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 04 B...
- NOVEL KONOHA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 01
- NOVEL KAKASHI HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 06 ...
- NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 04 B...
- NOVEL KONOHA HIDEN BAHASA INDONESIA – CHAPTER 3 (B...
- NOVEL SHIKAMARU HIDEN BAHASA INDONESIA-CHAPTER 17
- Sannin
- Ibunya Karin
- ~Debat Pasangan Naruto yang Tak Pernah Terselesaikan~
- Senpou, Souzou Saisei
-
▼
November
(18)
0 komentar:
Posting Komentar