NOVEL KONOHA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 01
--- Penulis: Shō Hinata ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---
--- English Translation: Cacatua Tumblr ---
--- Indonesian Translation: Rifkage (Rifkage
#NFCI)
The Perfect Day for a Wedding Celebration
~ Hadiah Pernikahan.. Kecepatan Penuh!
--- Konoha Hiden Chapter 01 | Translate by Naruto Fans Club Indonesia ---
Jika kau bertanya kepada seseorang tentang 'desa-desa shinobi yang
tersembunyi', kemudian kau akan menemukan sejumlah besar penduduk.. Ada
tipe yang tidak mencintai shinobi atau tempat tinggal mereka.. yang
menganggap jika desa-desa tersembunyi itu sebagai kota kecil yang
tertutup oleh pegunungan di segala sisinya.
Tentunya, penduduk
tersebut akan berkata. Desa tersembunyi secara penuh terpencil dari
dunia luar. Terisolasi secara penuh dari orang lain. Semacam 'Pulau yang
mengapung di dalam laut' , terbelakang dan belum dikembangkan.
Secara pasti mereka mengatakan apabila desa tersembunyi adalah suatu
tempat dimana 'orang normal' akan menjadi idiot untuk ingin
mengunjunginya dan diatas semua itu, kurang lebih kau hanya akan bisa
menemukannya dengan cara melewati sangat banyak sekali kesulitan. 'Desa
shinobi tersembunyi' memang seharusnya adalah nama dari suatu tempat.
Itulah yang dipikirkan oleh kebanyakan orang.
Akan tetapi kenyataannya sangatlah jauh berbeda.
Konoha dapat dikenali dengan amat baik melalui 'Maha karya' yang ada
pada pintu masuknya. Ya! Gerbangnya yang khas dan megah. Yang akan
membuatmu 'menganga' karena kagum.
Jika 'orang normal' masih
pertama kalinya masuk ke Konoha, dia pasti akan tercengang-cengang
ketika melihat gerbang itu 'menyambut' mereka. Saat mereka melewatinya..
Mereka akan melihat desa yang sangat luas dengan populasi manusia dan
aktivitasnya yang begitu padat.
Desa itu senantiasa dirawat dan
dibangun. Bahkan terbatas hanya untuk membangun sebuah area perumahan.
Ada sekolah, rumah sakit, berbagai macam pusat perbelanjaan, bahkan
area-area rekreasi. Ada segala hal yang dibutuhkan untuk memenuhi
kehidupan, hidup mereka sepenuhnya ada disana.
Benar, semua
pembangunan mungkin bisa ditemukan di pusat desa saja. Karena Konoha
cukup luas dan sibuk maka kau bisa menyebutnya dengan 'Negara Otonom'
kau tidak akan bisa menjauh dari itu.
Kau bisa tinggal disana
sepanjang hayatmu. Tidak pernah mengambil satu langkahpun dari batas
luar Konoha, dan tidak pernah mengingingkan sesuatu, tidak pernah
kekurangan segala jenis kenyamanan. Dan ini adalah sebuah kota penting
(besar) yang terletak jauh di dalam hutan.
Itulah kenapa Konohagakure benar-benar sebuah kota besar yang tiba-tiba terwujud di dalam hutan.
Tidak ada satupun shinobi merasa tidak puas dengan tempat tinggal yang seperti itu.
Konoha secara original terbentuk dari gabungan shinobi dari klan mereka
masing-masing. Namun ketika sekelompok orang hidup bersama disuatu
tempat, mereka tentunya akan berakhir dengan kekurangan persediaan
makanan. Dan pastinya, setelah itu akan ada permintaan soal penjual
persediaan, semacam toko yang menjual kebutuhan sehari-hari juga.
Berdasarkan logika tersebut, sudah wajar apabila sekelompok orang akan
memiliki persepsi yang sama: Pedagang-pedagang mempertimbangkan desa
yang dipenuhi oleh para pelanggan.
Jadi mereka menerima
sekelompok orang non-shinobi semacam pedagang dan pengrajin yang ingin
menjadikan para shinobi sebagai pelanggan mereka. Mereka akhirnya akan
berpindah tempat tinggal di dekat pemukiman para Shinobi.
Seperti
shinobi-shinobi yang memiliki klan dan keluarga, keadaan serupa juga
terjadi para para pedagang dan para pekerja. Mereka tidak datang dengan
hanya membawa dirinya seorang, namun juga membawa serta klan dan
keluarganya juga.
Ada banyak penduduk biasa yang pindah ke desa
bersama keluarga mereka demi kepentingan perniagaan. Seperti orang yang
merupakan Shinobi asli, rupanya sekarang mereka mengambil pekerjaan
berbeda-beda. Ada juga yang berpikiran 'Aku tidak berasal dari klan
Shinobi, tapi aku ingin mengirim anakku ke Akademi Ninja', berpindah ke
desa dengan maksud tersebut.
Rumah tangga shinobi, rumah tangga
pedagang, rumah tangga pengrajin. Ada banyak.. Banyak orang-orang yang
berbeda dengan latar belakang dan pekerjaan yang bervariasi, mereka
semua datang untuk hidup bersama di desa.
Dan ketika bulan di
langit menyusut, bulan dan tahun berlalu. Orang-orang dengan kediamannya
tersebut berubah menjadi sebuah kota metropolitan. Ya! Itu adalah
sekarang. Konoha yang sekarang!
Dan desa yang sangat besar itu, untuk saat ini masih terus tumbuh dan dimajukan.
Ukuran Konoha yang besar dibuat melingkar agar bisa mengelilingi
seluruh desa yang akan menjadikannya sebagai sebuah karya yang agung.
Menjangkau berbagai jarak di desa akan membuatmu berakhir dengan patah
tulang.
Selanjutnya, saat ini terlihat seseorang sedang berlari mengitarinya, berlari mengelilingi Konoha.
Orang itu adalah Rock Lee.
Fajar bahkan belum menyingsing. Ini masih dini hari, dan yang
mengagetkan dia sedang berlari memutari desa pada waktu yang seperti
ini. Mimik mukanya seolah menunjukkan jika dia bisa mati kapanpun.
Kenapa justru dia malah berlari mengelilingi desa pada malam begini?
Ketika para penduduk dan shinobi-shinobi yang sedang bebas misi sedang
tertidur lelap?
Ini bukanlah untuk sebuah latihan khusus yang
rahasia. Sebab pada kenyataannya, Lee tidaklah berlari karena dia merasa
ingin berlari. Jika dia bisa, kemudian dia akan mengalami kerugian
seperti pulang kerumah dan tidur. Akan tetapi dia pastinya memiliki
masalah sehingga dia tidak bisa melakukannya.
--- Konoha Hiden Chapter 01 | Translate by Naruto Fans Club Indonesia ---
Pada suatu hari, Kakashi Hatake - Hokage keenam mengumumkan sebuah ketentuan. Sebuah misi spesial di Konoha.
Ini adalah suatu pekerjaan yang rahasia, menyangkut Naruto Uzumaki dan
calon istrinya - Hinata Hyuga. Sama sekali tak bisa menemukan
seputar..... Inilah pernyataan lebih jelasnya:
"Mereka semua yang menghadiri pesta pernikahan Naruto dan Hinata harus membawa kado pernikahan."
Misi yang menggelikan bukan? Ini adalah sesuatu yang sepertinya akan dilakukan oleh setiap orang.
Kau pasti beranggapan jika diantara semua tamu di pesta pernikahan ada
banyak orang yang tentunya sudah membeli kado pernikahan atau membuat
persiapan untuk hal itu.
Akan tetapi, hampir semua teman-teman
Naruto dan Hinata berusia sama mudanya dengan mereka. Kebanyakan dari
mereka juga belum pernah menghadiri pesta pernikahan sebelumnya. Atau
bisa dikatakan masih menghadiri pesta pernikahannya teman dekat mereka
untuk pertama kalinya.
Sepertinya ini adalah untuk kepentingan
mayoritas tamu-tamu undangan yang belum berpengalaman. Itulah status
misi yang diberikan oleh Kakashi.
Lagipula, meskipun Kakashi
terlihat pendiam dan kalem di bagian luarnya, sebenarnya Kakashi adalah
orang yang memiliki selera humor. Ini adalah 'Misi rahasia tingkat atas'
sesuatu yang cocok dengan gayanya.
Bisa dibilang, ada seseorang
diantara tamu undangan yang akan percaya pada kata-kata 'Misi rahasia
tingkat atas' . Seseorang yang akan menerima pengumuman misi tersebut
dengan penuh semangat melebihi orang-orang yang lain.
Orang itu sudah jelas. Seseorang yang memperkenalkan dirinya sebagai si monster hijau liar tampan dari Konoha - Rock Lee.
"Aku akan membalas pertemananku dengan Naruto-kun dengan cara
mengerahkan seluruh tubuh dan pikiranku untuk menemukan kado pernikahan
yang terbaik." Itulah yang Lee katakan pada Kakashi. Kemudian dia
berlari, berangkat, memulai aksinya untuk memenuhi misinya.
Lee
adalah orang yang mempunyai kepercayaan kuat, kau akan memunculkan
banyak ide selama latihan. Kepribadiannya sendiri bukanlah tipe orang
yang akan berpikir ketika 'memikul' suatu hal. 'Menggerakkan tubuhku
akan membuatku berpikir dengan lebih baik' .. Itulah yang dia pikirkan.
Akan tetapi.........
Lee sudah berlari dan berlari disekitar desa besar dengan waktu yang
tak terhitung. Tetapi dia belum juga menemukan banyak ide.
Baiklah, lebih tepatnya.. Dia sedang berpikir tentang suatu hal.
Entah dimana, dia sudah memutari desa sebanyak dua kali. Kata-kata 'Dumbbell' tiba-tiba muncul di pikiran Lee.
Tetapi itu sangatlah konyol, bahkan Lee tahu kalau tak seorangpun akan
membawa 'Dumbbell' sebagai hadiah pernikahan sehingga ide itu dibuangnya
dengan segera.
Dan walaupun dia terus lari dan berlari, sejak
itu Lee belum kepikiran soal ide yang lainnya. Belum menemukan satu ide
yang cemerlang.
Ini akan menjadi hadiah yang tak seorangpun akan
membawanya. Sesuatu yang dibicarakan adalah karakter dirinya juga..
Hadiah yang mengekspresikan hatinya, hadiah yang akan diterima dengan
penuh kesenangan, hadiah terbaik yang pernah ada.
Namun bukan masalah seberapa banyaknya dia berpikir dan berpikir. Jawaban yang tepat tak kunjung menghampirinya.
"Ikatan antara aku dan Naruto seharusnya lebih baik daripada ini." Lee bergumam ketika dia berlari.
Dia akhinya memutuskan:
Sampai dia menemukan hadiah yang cocok, dia tak akan berhenti berlari!
Hatinya telah di aturnya untuk itu. "Aturan Pribadi" Lee sedang bergerak.
"Aturan Pribadi" Lee diwujudkan untuk memperbaiki tubuh dan pikirannya
melalui latihan. Aturannya adalah sebagai berikut: Ketika Lee memutuskan
untuk melakukan sesuatu, walaupun dunia tampaknya seperti akan hancur
dan lenyap esok hari. Dia masih akan terus memperhatikan keputusannya
itu sampai akhir. Itu adalah prinsip yang ditanamkan Lee dengan setia.
Sampai dia bisa memikirkan soal kado yang bagus selain 'Dumbbell' Lee akan terus dan terus berlari tanpa akhir.
--- Konoha Hiden Chapter 01 | Translate by Naruto Fans Club Indonesia ---
Ngomong-ngomong, Lee tak menghitung berapa kali dia berlari, dia hanya
berlari-lari memutari perbatasan Konoha, menghitungnya hanya dengan
'Satu kali lari'.
Sama dengan pulang kerumah, membersihkan lantai yang ada di sekitar ruangan misalnya. Mudah untuk membayangkan adegan itu kan?
Untuk Lee, berlari dengan 'Satu kali lari' di sekeliling desa berarti
berlari memutari seluruh bagian desa di setiap sudut dan celah-celah
jalanan yang ada di desa. Itu adalah cara sederhana yang bisa
diperkirakan dengan mudah.
Tentu saja, itu berarti jika jalan
yang Lee lalui juga termasuk; melompati pagar, loncat dari pohon ke
pohon, berlari di atas atap perumahan yang berdekatan. Ini bukanlah
sesuatu diluar kebiasaan, untuk seorang shinobi jalan seperti ini memang
sudah biasa dilalui. Kenyataannya, ini adalah hal yang umum sehingga
penduduk biasa tidak terlalu memperhatikannya.
Jadi, tak akan ada
tuan tanah yang akan komplain karena Lee berlarian di atas atap
rumahnya. Paling-paling hanya ada satu orang yang akan mengirimkan
komplain di pagi hari: "beberapa orang beralis tebal telah berteriak
'KUAA' ketika dia berlari di atas atap rumahku pagi-pagi buta tadi. Dia
benar-benar berisik."
Dibawah pengawasan semua Hokage terdahulu
yang wajahnya terukir di gunung batu dan menghadap ke arah Konoha. Lee
melompat dan berlari melewati seluruh desa.
Dia tetap melakukan itu sepanjang malam tanpa ada satu idepun yang mampir kepikirannya.
Dan entah bagaimana, tahu-tahu Lee sudah disambut oleh fajar di hari yang baru ini tanpa tidur barang sebentar saja.
Saat ini, sinar sang surya yang baru saja terbit telah menjangkau semua
monumen ukiran wajah Hokage dan para Hokage pendahulu yang berada di
pusat kota Konoha.
"Delapan ratus enam puluh empat."
Nafas Lee sangat terengah-engah ketika jumlah tadi tersentak keluar dari mulutnya.
Cara larinya kini semakin memburuk, dia sempoyongan dan seperti orang
mengigau. Bahkan sekarang seorang yang sedang berjalan kakipun akan
lebih cepat daripada dia.
Dia akhirnya sampai pada batasnya.
Kaki Lee rebah ke bawah. Tak tertolong, dia ambruk dan roboh ke depan.
Dia bahkan tak punya tenaga untuk memperhalus cara jatuhnya. Jatuh lurus
ke tanah, terpelanting mendadak.
Lee terbaring di tanah, tak
bisa bergerak. Wajahnya menghadap kotoran yang ada di tanah. Dia
bertanya, dimanakah letak kesalahannya?
Pertama, akan ada ide
yang datang ketika pikirannya jernih, ketika dia menggerakkan tubuhnya.
Adakah yang salah soal itu? Tidak, itu tidaklah mungkin. Itu salah. Lee
dengan cepat membuang pikiran itu.
Kemudian, akan adakah ide yang
datang jika dia berjalan, berdiri dengan tangan ditengah-tengah
larinya ini? Dia berpikir itu akan membantunya memberikan gambaran yang
berbeda dalam berpikir, tapi apakah itu malah ide buruk? Tidak! Dia
butuh hal yang lebih menantang untuk menghasilkan ide-ide baru. Tidak
perlu disebutkan, berjalan dengan tangan adalah bagian dari latihan
normal yang ada di dalam jadwal Lee. Itu juga bisa jadi hal yang salah.
Bisakah menjadi metode yang luar biasa jika dia mencoba berlari mundur? Tidak, itu hanyalah metode yang sempurna untuk latihan.
Dia memang tak melakukan hal yang salah.
Tapi kemudian, masalahnya. Kenapa dia tak bisa memikirkan apapun?
Lee menatap kaku tanah yang ada di depannya, Tubuhnya yang 'terbakar
panas' beberapa saat yang lalu, sekarang sudah menjadi dingin berkat
udara pagi yang sejuk. Keringat yang mengalir di tubuhnya berubah
menjadi dingin. Tubuh Lee mulai menggigil. Dia memaksa setiap otot pada
titik-titik penting tubuhnya sehingga dia bisa kembali berdiri.
Walaupun ini untuk teman yang dia sayangi, walaupun aku berkata aku akan
menaruh hatiku untuk mendapatkan hadiah pernikahan. Untuk
memikirkannya, belum juga ada ide bagus yang muncul dalam pikiranku.
Kenapa aku ini begitu payah?
Dia menutup rapat-rapat matanya, marah pada dirinya sendiri yang mengecewakan itu.
Akan tetapi, dengan mengatai dirinya 'payah' dan 'tak berguna' tak akan
membuat semua berakhir. Dia telah memutuskan untuk menemukan hadiah
yang layak, dia ingin membuat hidupnya sebagai taruhan. Jadi tidak
mungkin kalau dia berhenti dan menyerah sampai disini.
Kelelahan dan kepenatan Lee membuatnya dengan tiba-tiba membuka matanya lagi. Lee menyadari sesuatu:
Seseorang tengah berdiri dihadapannya.
Sejak kapan itu terjadi? Lee melihat sepasang kaki di depannya. Dia
mengenakan seragam yang terlihat tak asing. Lee tercengang karena tak
mentyadari kehadiran orang itu sampai sekarang, mereka nampaknya
memperhatikan dia.
Lee perlahan bangkit berdiri, mendongak untuk melihat siapakah orang itu.
"Neji..... " Gumam Lee pelan.
Mungkin ini hanyalah ilusi ataukah mungkin dia adalah hantu? Tetapi dia
berdiri disana: temannya yang sudah meninggal - Neji Hyuga.
"Berlari tanpa henti sampai kau K.O." Kata Neji, memandang Lee dengan
tatapan lembut seperti biasanya. "Kau masih tetap saja sama ya Lee!"
Lee hanya diam.
Ada banyak, ratusan. Ya! Ratusan hal yang ingin Lee katakan pada Neji
jika suatu saat mereka bertemu lagi. Namun, ketika Neji berada di
hadapannya dia jadi merasa sedih sehingga tak mampu berucap apa-apa.
Namun, walaupun tak berkata apapun, Neji sepertinya sudah mengerti semuanya.
Untuk satu alasan atau yang lainnya, hal yang pertama kali dipikirkan Lee adalah ketika dia menatap mata Neji.
Neji jongkok di samping Lee.
"Ada sesuatu yang benar-benar ingin aku katakan padamu." ucap Neji, meletakkan tangannya di bahu Lee.
Tangan Neji terasa hangat dan membawa harapan. Lee tiba-tiba berpikir
kalau Neji muncul karena dia prihatin terhadap Lee yang terlalu
memaksakan dirinya.
"Neji.... Aku....."
"Aku tahu, tak
perlu mengatakannya." Neji tersenyum, rambut panjangnya sedikit
tergoyang. "Lee, ingat ini baik-baik. Lebih dari stamina, kekuatan fisik
dan Hyuga...."
Ucapan Neji terhenti, belum jelas dia akan
menyelesaikan apa yang dia katakan atau tidak. Sosoknya tiba-tiba
terbungkus oleh kabut pagi dan kemudian lenyap.
"....eh?."
Angin berhembus dengan cepat, berdesir, mengusik pepohonan disekitarnya.. mengusir pergi kabut pagi.
"Eh.. Tu-tunggu.. Neji!! Neji...!!"
Dia melihat kekiri dan kekanan. Mati-matian mencari Neji di
sekelilingnya. Tetapi tak ada yang bisa Lee temui selain suara limbung
dari keheningan pagi.
"Eeehh! Bukankah kau akan memberiku nasehat
tentang hadiah pernikahan yang membuatku hampir gila ini? Bukankah ini
alasan kau muncul Neji? NEEEJIIIII....!!!
"NEEEJIII.....!!" Lee terbangun, ketika dia mulai meneriakkan nama temannya.
--- Konoha Hiden Chapter 01 Translate by Dunia Naruto Indonesia ---
Sekarang sudah pagi, awal yang indah. Tetapi cukup terlambat karena
kebanyakan orang sudah bangun dan mulai bersiap-siap untuk menyambut
hari baru.
Lee linglung, melihat kesekitarnya, mencoba
menyesuaikan dengan situasi sekarang. Entah bagaimana, nampaknya dia
benar-benar jatuh dan tertidur di tengah jalan, masih bagus karena dia
tak melewati perbatasan desa.
"Begitu kah? Jadi ini hanya mimpi ya?" Lee bergumam, mulutnya kering, benar-benar kering dan haus.
Mimpi yang pendek dan terlalu singkat.
Lee duduk di jalan tanpa rasa. Menggantung kepalanya.
Neji sudah meninggal cukup lama. Beberapa tahun telah berlalu.
Tetapi saat ini, Lee kadang kala masih melihat Neji di dalam mimpinya.
Mereka datang di istirahat sejenak ditengah misi yang sangat sulit dan
ekstrim atau ketika Lee sedang dalam saat sulit, butuh pemecahan pada
suatu hal.
Tetapi hanya kadang-kadang, hampir di setiap waktu ketika Lee ingin melihat Neji.. Neji tak pernah muncul.
Ketika Neji muncul, mimpi Lee biasanya berkisar tentang latihan yang
penuh semangat bersama Neji atau sedang menjalankan misi berbahaya
bersama Neji. Keduanya bersama-sama melawan kejahatan yang asing.
Jarang sekali Lee bermimpi bertemu, bertatap muka dan berbicara langsung dengan Neji.
Hampir semua mimpinya adalah hal-hal yang sudah pernah terjadi
sebelumnya. Latihan atau bertarung melawan musuh, ataupun menyusun
strategi dalam misi. Neji dengan tenang akan membicarakan strategi atau
hal lainnya, sementara Lee akan berdiri di sampingnya. Mendengarkan dia
dengan cermat.
Entah kapan Lee bangun dari mimpi itu, menyusun kata-kata yang akan keluar dari bibirnya.
'Ayo membuat lebih banyak serangan 'Dynamic' di garis depan.' Atau 'Aku akan maju, jadi perhatikan di sekeliling kita.'
Semua itu tidak dapat dia katakan pada Neji di dalam mimpinya.
Jika aku mengatakan ini pada Neji, bagaimana ekspresi wajahnya ya? Bagaimana dia akan menjawab?
Belakangan ini, ini menjadi hal keras dan semakin keras yang dipikirkan oleh Lee. Membayangkan bagaimana Neji akan bereaksi.
Lee sangat tertarik pada kenyataan itu.
Suara yang kuat dengan tiba-tiba muncul dari belakang Lee.
"Lee, itu adalah semangat muda yang kau dapatkan di awal pagi."
Lee menoleh kearah bahunya untuk melihat lelaki yang ada dibelakangnya.
Tersenyum lebar, memperlihatkan giginya yang putih. Mengacungkan
jempolnya.
Dia adalah guru dari semangat muda. Might Guy.
--- Konoha Hiden Chapter 01 | Translate by Naruto Fans Club Indonesia ---
Akan tetapi.....
"Gu-Guy sensei..."
Lee kehilangan kata-kata, alasannya karena Guy. Guy sekarang hidupnya
terbatas pada kursi rodanya. Entah bagaimana.. Dia dan kursi rodanya
sudah berada di atas atap gudang senjata terdekat.
Selama perang
besar dunia Ninja ke-empat, Guy mempertaruhkan hidupnya saat bertarung
melawan Uchiha Madara. Membuka kedelapan gerbang Hachimon. Hidupnya
kemudian diselamatkan oleh Naruto. Tetapi kaki kanannya telah kehilangan
fungsinya, lumpuh.
Sejak saat itu, Guy hidup di kursi roda.
Akan tetapi dia tidak pernah merubah semangat mudanya yang membara,
mengukir kata 'masa muda' dan membuang kaki kanannya. Masih membawa
harapan dan membimbing Lee seperti yang biasa dilakukannya.
Lee terpesona, membisu. Dia tak bisa memahami bagaimana gurunya bisa sampai di atas atap gudang senjata dengan kursi rodanya.
Tiba-tiba --
"TOU.!!" Guy memberikan tangisannya, meluncurkan dirinya dan kursi rodanya dari atas atap gudang senjata.
Entah bagaimana caranya dia mengatur derajat kursi rodanya untuk sebuah
pendaratan yang mulus. Dengan suara letupan yang keras.
Lee bergegas menghampiri gurunya, kebingungan bercampur dengan khawatir.
"Sensei, itu tadi sangat berbahaya! Kenapa kau melakukan hal yang seperti itu?"
"Ada sejumlah orang di dunia yang berpikir jika kau tidak bisa terbang
dengan kursi roda. Jadi aku putuskan jika aku akan membuktikan kalau
mereka salah dengan diriku sebagai percobaannya." Guy membicarakan
gagasan mengerikan itu dengan menggampangkan hal tak masuk akal itu
dengan tenang.
Prestasi semacam ini memang tidak mungkin
dilakukan oleh orang lain. Seseorang yang tak mempunyai keistimewaan
kontrol tubuh dan kemampuan fisik yang sesuai.
"Semua orang di
desa, Kakashi, Ebisu dan juga Genma.. mereka masih memperlakukan aku
seperti seorang shinobi. Itu membuatku senang. Walaupun aku sudah lama
pensiun. Jadi karena itu, aku putuskan untuk membuktikan sesuatu yang
tak mungkin menjadi mungkin dan menunjukkan diriku yang seperti biasanya
pada kalian semua!" Guy berkata sambil memberikan pose 'Nice Guy'
khasnya. "Ini adalah masa mudaku, setelah semua yang telah berlalu."
Kata-kata itu menyentuh dalam hati Lee. Mereka selalu terlihat seperti
itu. Ketika Lee menderita, ketika dia dalam kesakitan, dan hatinya
seolah akan hancur berkeping-keping. Setiap perkataan Guy selalu
menyelamatkannya. Lagi dan lagi.
Bahkan sekarang, Lee merasa teguh hati setelah mendengarkan perkataan Guy.
Dia ingin suatu hari nanti bisa menjadi seorang pria yang memukau
seperti Guy. Dia ingin menjadi laki-laki yang bisa memberikan harapan
dengan hangat kepada jiwa-jiwa yang kebingungan dan hilang seperti
dirinya saat ini.
Itu adalah impian yang akan dipegang oleh Lee, Impian ketika dia sudah terbangun dari tidurnya.
"Ngomong-ngomong Guy-sensei. Apa yang sedang kau lakukan disini?"
Kata-kata itu terlontar dari Lee, ditanggapi oleh Guy dengan obrolan
ringan.
"Latihan pagi tentunya, aku pikir bahwa aku akan
menghabiskan hariku dengan mengelilingi desa kembali, selanjutnya
memutari desa. Bagaimana dengan itu Lee? Apakah kau mau bergabung
denganku?"
"Terima kasih, tapi aku telah melakukan latihan semacam itu."
"Hebat! Akan tetapi, masalah yang mengganggu adalah.. Kau terlihat belum menyelesaikan sesuatu. Iya kan?"
Mata Lee terbuka lebar-lebar, terkejut dengan pengamatan Guy yang tajam.
"Ba-bagaimana kau bisa tahu?"
"Hanya dengan melihatmu sekilas saja sudah cukup untuk menyadari bahwa
kau menghabiskan sepanjang malam untuk latihan dan kau juga sedang
mencemaskan sesuatu. Kau pikir berapa lama aku menghabiskan masa mudaku
bersama denganmu? Itulah kenapa dari awal aku katakan padamu 'semangat
muda' di awal pagi."
Hal yang dikatakan Guy membuat Lee menyadari
betapa kacaunya penampilannya. Dia diselimuti lumpur dan memang
penampilannya tidak sedap dipandang mata. Dia beberapa kali tersandung
karena kelelahan, jatuh dan tergulung di tanah. Banyak kotoran yang
ditinggalkan dari semua yang telah dijalaninya.
"Kau sepertinya juga risau masalah hadiah pernikahan kan? Itu benar?"
Lee menjadi panik dengan pertanyaan Guy yang tajam.
"Guy-sensei. Kau bisa membaca pikiranku ya?"
"Tidak! Itu karena aku juga diundang ke pernikahan."
Guy juga risau soal hadiah pernikahan. Sama seperti Lee.
Semuanya akan baik-baik saja selama hadiah pernikahannya tidak biasa.
Tetapi masalahnya terletak pada.. Memastikan apakah kadonya tidak terlalu aneh juga.
Tidakkah ada kado penikahan yang mengkombinasikan perasaan yang ingin
disampaikan? Suatu hal seperti perasaan kemenangan yang bersinar-sinar,
persahabatan dan kerja keras?
Lee dan Guy memeras otaknya untuk berpikir soal itu. Menemukan jawabannya.
Kado macam apa yang akan mewujudkan semangat masa muda?
Benarkah ada kado semacam itu di dunia ini?
Sesuatu yang mewakili semangat muda. Ini seperti bagaimana keduanya
terlihat pintar dengan memakai pakaian ketat berwarna hijau.
Ketika kau berkata soal 'Masa muda yang membara' Hal pertama yang akan
muncul dalam pikiranmu tak jauh dari keringat dan air mata bukan?
Bisakah keringat dan air mata entah bagaimana berubah menjadi suatu kado? Tidak?
Untuk memulainya dengan orang yang hidup tanpa apapun tetapi memiliki kemauan kuat. Bukankah begitu?
Akankah 'kari' menjadi pilihan yang tepat? Yang biasa ataukah ekstra pedas?
Percakapan mereka telah sampai pada puncaknya.
--- Konoha Hiden Chapter 01 | Translate by Dunia Naruto Indonesia ---
"Tidak sama sekali." Lee mengatakannya dengan menggebu-gebu.
"Orang-orang jaman sekarang pasti berpikir jika kari dengan nasi
berbumbu itu lebih baik."
"Tunggu! Tahan Lee." Guy memegang
tangannya dan memotong pembicaraannya. "Kita sudah keluar dari topik
terlalu banyak. Pada masalah seperti ini kita harus konsentrasi. Kita
harus mengingat kembali pokok pembicaraan kita."
"Jadi kita harus kembali ke pokoknya?"
"Ya! Masalah pokok dari hadiah pernikahan sebenarnya adalah pernikahan itu sendiri. Iya kan?"
Entah bagaimana, percakapan mereka sekarang berbalik menjadi terlalu filosofis.
Ketika Lee gagal menambahkan kata-kata dalam pembicaraan itu. Guy kemudian bertanya pertanyaan yang lain.
"Berpikirlah seperti ini: Apakah sesuatu yang harus pasti kau bawa ketika pergi ke pernikahan?"
Pandangan Lee terfokus ketika dia memikirkan pertanyaan itu dengan serius.
Apakah pernikahan itu? Sesuatu yang dibutuhkan untuk penikahan..
Pernikahan adalah suatu upacara dimana dua orang yang saling mencintai
akan menjadi suami dan istri. Pada masalah ini, sesuatu yang penting
pasti dibutuhkan untuk upacaranya.
"Cinta..." Lee berkata sambil
menatap lurus Guy, meskipun dia malu jika menyangkut hal semacam itu.
"Itu yang dibutuhkan. Benar?"
"Itu sangat puitis, tapi Lee . Tidakkah itu jawaban yang seharusnya di jawab oleh pengantin perempuan dan pengantin laki-laki?"
Lee merasa seperti tersambar petir mendengar perkataan Guy. Seluruh
tubuhnya menegang seperti terkena jutsu Raiton. Tanpa disadari, suara
"AAHH" keluar dari mulutnya.
"It-u .. Itu benar..!!" Kata Lee.
"Jika pengantin perempuan dan pengantin laki-laki tidak disana, tidak
akan ada upacara pernikahan...!"
"Benar? Upacara pernikahan tanpa
pengantin perempuan dan pengantin laki-laki hanya akan jadi upacara
yang tidak menarik, bukan sebuah pernikahan. Upacaranya jadi tak
berguna, tanpa arti."
Lee membabi buta.
Guy mungkin
terlihat seperti orang yang merutuk dan kikuk. Tapi sebenarnya dia
adalah seorang pemikir. Dia bisa melihat cover luar seseorang dari pokok
masalahnya. Bagi Lee, Guy selalu menjadi 'sesuatu' yang akan dipandang
tinggi dan Lee bercita-cita menjadi sepertinya juga.
"Masalahnya, kita perlu berpikir tentang ini dari sudut pandang
pengantin perempuan dan pengantin laki-laki, dan membawakan hadiah yang
akan diterima mereka dengan senang hati. Itu akan jadi yang terbaik. Iya
kan?"
"Tepat!" ucap Gai. "Baiklah, lalu aku akan memikirkan hadiah untuk pengantin laki-laki."
"Roger. Guy-sensei!"
"Jangan memikirkan ini dari sudut pandang kita sebagai pemberi hadiah, tetapi dari sudut pandang penerima hadiahnya."
Dua lelaki dengan model rambut ala mangkok dan alis tebal saling
bertatap muka, saling bergenggaman tangan, berpikir serius tentang
masalah ini. Cukup untuk menjadi sebuah tontonan di awal pagi.
Lee mencoba berpikir mati-matian mengenai sudut pandang pengantin perempuan.
Jika aku adalah pengantin perempuan, kemudian aku memakai gaun pengantin dan pergi ke pernikahanku .. Dan setelah itu...
Pernikahan, kelahiran anak, pekerjaan rumah, perawatan.
Kata-kata dan gambaran-gambaran tiba-tiba terlintas dipikiran Lee dengan berturut-turut.
Pergi berlayar dengan menggendong bayi di tangan.
Menggendong bayi di punggung seperti aku membuka gerbang Hachimon, Gerbang ke-7 Kyoumon!
Mempunyai bayi adalah hal mengejutkan, suatu hal yang serius.
Untuk membesarkan dan menjaga anak, lalu pastinya kau akan butuh kekuatan fisik dan ekonomi. Benar kan?
Secara cepat, gambaran-gambaran itu memasuki pikiran Lee. Dia tak bisa
membayangkan, Hinata dengan sabar menggendong anaknya dan Naruto
memandangi mereka berdua.
Dan kemudian Lee menyadari, jika dia
sudah menghabiskan seluruh waktunya untuk memberikan Naruto hadiah
pernikahan, hanya tak sengaja berpikir soal perasaan pengantin perempuan
yang membuatnya menyadarinya. Pernikahan bukanlah sesuatu yang bisa kau
kerjakan dengan dirimu sendiri.
Bisa dibilang kalau kado terbaik untuk seseorang adalah.. nantinya akan menjadi seorang ibu.
Lee masih mengingat baik-baik perkataan Neji.. "Lebih dari stamina dan kekuatan fisik...."
Perkataan Neji di dalam mimpi itu datang lagi di pikirannya.
Aku akhirnya mengerti Neji. Kau sebenarnya mengkhawatirkan Hinata kan?
Lee mengangguk. Kemudian.....
"Aku tau...!!" Lee mengatakannya dengan penuh kelegaan. "Untuk
melindungi 'rumah' dan keluarga, kekuatan fisik memang diperlukan.
Diatas semuanya.. Mungkin itulah tingkatan teratasnya."
Guy
mengangguk lalu menjawab. " Sekarang ini, aku pikir jika pekerjaannya
adalah membenarkan segala hal yang salah di sekitar rumahnya.
Mengendalikan hama pengganggu, membetulkan saluran pipa air, mengangkut
bahan-bahan makanan. Seseorang harus meningkatkan kekuatan otot
lengannya untuk tugas macam ini. Pada masalah ini jawaban kita berdua
harus sama. Hadiah terbaik yang akan kita berikan adalah....." Guy
menyeringai dengan gembira kepada Lee.
"....Dumbble!!"
Lee menyadari. Air matanya tumpah keluar dari matanya.
"Aku juga..." Lee mendengus. "Sudah benar sejak awal, sejak aku
memutari desa sebanyak dua kali. Aku juga memikirkan hal yang sama."
Air mata semakin meleleh, jatuh tak terkendali di wajah Lee.
"Guy senseiiiii.... Guy senseiiiii!!! " Lee terisak, melempar dirinya ke dalam pelukan gurunya.
Lee luar biasa gembira, pikirannya tidaklah salah. Gurunya menyetujui idenya. Kebahagiaan mereka sangat murni dan sederhana.
Guy juga menangis, air mata membanjiri pipinya. Guy mempererat
pelukannya. "Lee, kau dapatkan 'dumbble' untuk tangan kanan dan aku akan
dapatkan 'dumbble' untuk tangan kiriiiiiiiiii."
Guy berteriak,
meneriakkan keatas dengan sangat lantang, keras sekali. "UOOO..!! AKU
AKAN MENDAPATKAN DUUUUMBBLEEEE YANG KIRI!!!"
Untuk sementara waktu mereka saling berpelukan dan menangis.
Berterima kasih pada Guy, Lee akhirnya menemukan hadiah untuk
pernikahan yang sesuai dengan perasaannya pada pasangan itu. Hatinya
terasa cerah dan jernih.
Segera setelah mendapatkan pencerahan
itu, mereka lantas pergi untuk membeli 'dumbbell' . Penjualnya sangat
terkejut karena telah menjual dua 'dumbbell' di awal pagi seperti ini.
Tolong lihat ini Neji. Aku tunjukkan kado pernikahan yang telah ku dapatkan. Ini.. 'Dumbble'.
Guy menyeringai, terlihat jelas di Mata Lee.
"Lee! Dengan ini persiapan kita untuk pernikahan sudah lengkap."
"Ya! 'Beban' yang kita bawa ini pasti akan menjadi kado pernikahan terbaik untuk mereka."
"Yoo!! Ayo kita berlomba. Kado siapa yang akan dipegang oleh mereka lebih dahulu. Kita mulai ya!"
Sejenak setelah Guy mengatakannya, dia dengan berapi-api memutar
roda-roda pada kursi rodanya. Menanjakkan kursi rodanya di depan Lee,
menyisakan tiupan angin dan debu-debu kotor yang beterbangan.
Lee terbelalak, perlahan punggung gurunya yang berada di kursi roda itu menghilang ditelan jarak.
"Tunggu aku...!! Senseiii....!!"
Hari ini juga, Konohagakure dipenuhi dengan sangat banyak suasana 'masa muda'.
Jadi..... Perlu di catat.
Setelah itu Kakashi harus menerima kenyataan. Dia menerima banyak komplain yang semua berisi hal yang sama.
"Pagi-pagi buta. Dua orang aneh menangis dan berteriak-teriak soal suatu hal di belakang rumahku. Sangat berisik!"
--- Bersambung ke Novel Konoha Hiden Chapter 02 ---
#KonohaHiden
[T/N] :
• Dumbble adalah sejenis alat olahraga (fitness) dengan dua bulatan di ujungnya. Ukurannya biasanya tidak terlalu besar.
• Silahkan membeli novel aslinya (barangkali kalau sudah keluar di
Indonesia, tapi untuk saat ini masih tersedia di Jepang) untuk
menghargai karya pengarang aslinya.